"Penyebabnya ada gerusan dari air yg ada di bawah (jalan tersebut) dan di sekitarnya juga ada tanah yang dikeruk. Jadi kombinasi air menggerogoti bagian bawah jalan," kata Hermanto yang dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dia mengakui selama ini perbaikan hanya dilakukan di lapisan atas Jalan RE Martadinata, tanpa memperhatikan kondisi tanah di bawah jalan tersebut.
"Selama ini penanganannya hanya pelapisan atas, dan Jalan RE Martadinata baru saja dilakukan pelapisan atas. Konstruksi bawahnya itu beton tapi daya dukungnya berkurang karena air yg menggerogoti," katanya.
Jalan utama di Jakarta Utara tersebut amblas karena berbagai faktor antara lain usia jalan yang sudah lebih dari 10 tahun, curah hujan yang tinggi dan jalan tersebut yang sering tergenang air.
"Kombinasi air yang menggerogoti bagian bahwa jalan sehingga jalan itu turun ke bawah ke arah Sungai Ancol," katanya.
Untuk saat ini, Kementerian PU segera memasang tiang pancang untuk memperkuat ruas jalan yang amblas tersebut.
"Untuk saat ini, karena dua dari empat jalur yang ambrol, maka kita sekarang memasang `sheet pile` atau tiang pancang untuk memperkuat dan mengoptimalkan dua jalur sisa. Itu kita pasang sekarang karena alat-alatnya sudah ada," katanya.
Hermanto menambahkan pemasangan tiang pancang tersebut bersifat sementara karena pembangunan kembali ruas jalan yang amblas tersebut akan dilakukan tahun depan.
Sebelumnya, Direktur Wilayah 2 PT Binamarga Winarno yang ditemui di lokasi mengatakan, penyebab ambrolnya jalan akibat terjadi penurunan tanah.
"Tanah yang dilakukan peninggian jalan 60 cm dengan dibeton setebal 30 cm. Sebelumnya telah dilakukan pengerukan kali Jabat agar tempat lalu lintas kapal laut yang akan sandar dapat masuk," katanya.(*)
(N006/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010