Hal itu ditegaskan oleh kiper sekaligus kapten Jerman, Manuel Neuer, yang mengakui mereka menghormati capaian Prancis beberapa tahun terakhir tapi bukan berarti Tim Panzer berstatus nonunggulan.
Sementara Jerman mengalami beberapa tahun sarat kekecewaan, Prancis menjadi runner-up Euro 2016 dan menjuarai Piala Dunia 2018.
"Kami tahu Prancis cukup sukses beberapa tahun terakhir. Tapi kami masih tim yang sangat bagus, dan membuat lawan akan tidak nyaman," katanya dilansir Reuters, Selasa dini hari WIB.
"Kami menghormati mereka, tapi kami tidak melihat diri kami sebagai tim nonunggulan. Kami ingin menang di tanah kami sendiri di Muenchen," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Toni Kroos siap buktikan kekuatan Jerman saat hadapi Prancis
Baca juga: EURO 2020 di antara ambisi pembuktian dan bibit-bibit kejutan
Kegagalan penyegaran timnas Jerman memaksa pelatih Joachim Loew memanggil kembali Thomas Mueller dan Mats Hummels setelah dua tahun tak dipanggil.
Euro 2016 boleh jadi capaian kompetitif terbaik Jerman setelah disingkirkan Prancis di semifinal, sebelum kemudian mereka berstatus juara bertahan dan terhenti di fase grup Piala Dunia 2018.
"Penting bagi kami untuk memulai dengan hasil sukses. Kami berutang kepada suporter setelah turnamen terakhir kami," kata Neuer.
"Semoga permainan kami bisa memicu kegembiraan mereka dan jelas kami butuh dukungan penuh mereka," tutupnya.
Jerman berada di Grup F yang dianggap grup neraka, sebab selain berisikan juara dunia Prancis, mereka juga harus menghadapi juara bertahan Euro Portugal.
Baca juga: Kabar gembira bagi Prancis, Benzema siap dimainkan lawan Jerman
Baca juga: Matikan pergerakan Lewandowski jadi kunci kemenangan Slovakia
Baca juga: Soal gol indahnya, Schick akui sudah amati pergerakan kiper Skotlandia
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021