• Beranda
  • Berita
  • Di Kota Mojokerto-Jatim, satu lingkungan di "lockdown" akibat COVID-19

Di Kota Mojokerto-Jatim, satu lingkungan di "lockdown" akibat COVID-19

15 Juni 2021 18:28 WIB
Di Kota Mojokerto-Jatim, satu lingkungan di "lockdown" akibat COVID-19
Suasana di Gang 4, Kelurahan Sidomulyo, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (15/6/2021). (FOTO ANTARA/SI/IS)

Hari ini ditindaklanjuti perluasan tracing dari 5 orang yang positif COVID-19. Berdasarkan hasil tracing, diketahui ada 39 warga yang melakukan kontak erat, sehingga untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mereka harus dites usap PCR

Salah satu lingkungan, di Sidomulyo, Kelurahan Mentikan, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, di "lockdown" akibat merebaknya virus corona jenis baru penyebab COVID-19 di wilayah setempat.

Petugas Komunikasi Publik Vaksinasi COVID-19 Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo, Selasa, di Mojokerto  mengatakan, Pemerintah Kota Mojokerto menggelar tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi 39 warga lingkungan Sidomulyo, Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon.

"Mereka yang menjalani tes usap PCR tersebut terdeteksi memiliki riwayat kontak erat dengan 5 warga setempat yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang saat ini tengah menjalani perawatan di rumah observasi Rusunawa Cinde," katanya.

Ia mengatakan pada Minggu (13/6) 2021 pihaknya mengevakuasi 5 orang warga lingkungan Sidomulyo, Kelurahan Mentikan yang terkonfirmasi COVID-19 ke rumah observasi Rusunawa Cinde untuk menjalani perawatan.

"Dan hari ini ditindaklanjuti perluasan tracing dari 5 orang yang positif COVID-19. Berdasarkan hasil tracing, diketahui ada 39 warga yang melakukan kontak erat, sehingga untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mereka harus dites usap PCR," katanya.

Karena, kata dia, berdasarkan dari hasil tes usap  PCR terhadap puluhan warga tersebut akan dilakukan analisis untuk menghentikan laju transmisi serta mengurangi jumlah orang baru yang terinfeksi oleh virus.

Namun, kata dia, meski tingkat akurasi tes PCR cukup tinggi, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama hingga hasilnya keluar, yaitu sekitar 1–7 hari, sehingga sampai saat ini hasil tes belum diketahui.

"Kami harapkan hasil tes swab PCR bisa diketahui, agar tindak lanjutnya bisa lebih cepat," katanya.

Pihaknya juga tengah memperdalam riwayat pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Jika kelima pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 karena sering beraktifitas di luar kota, maka perlu diketahui status kota itu sendiri.

'Karena kalau itu kota dengan zona merah atau terindikasi kasusnya tinggi, maka perlu antisipasi lebih jauh (bagi Kota Mojokerto)," kata dia.

Ia kembali mengingatkan pentingnya vaksinasi COVID-19 .

"Vaksinasi bertujuan menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok ) dan kekebalan individu terhadap virus COVID-19. Maka semua orang harus mendapatkan vaksin, baik yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 maupun yang tidak," katanya.

Termasuk juga, kata dia, kewaspadaan masyarakat terhadap COVID-19 harus ditingkatkan dengan disiplin protokol kesehatan 5M.

"Dan bila ada gejala seperti flu, apalagi ada di sekitar yang terkonfirmasi COVID-19, maka harus segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, sehingga penanganan bisa lebih cepat," katanya.

Untuk keterisian rumah observasi Rusunawa, saat ini terisi 23 pasien termasuk 1 orang pekerja migran Indonesia (PMI), sedangkan bed occupancy rate (BOR) atau persentase pemakaian tempat tidur sebesar 35,94 persen, demikian Gaguk Tri Prasetyo.

Baca juga: Kota Mojokerto buka pendaftaran vaksinasi COVID-19 secara daring

Baca juga: Wali Kota Mojokerto positif terpapar COVID-19

Baca juga: Kadinkes: Varian COVID-19 dari Kongo ditemukan di Kabupaten Mojokerto

Baca juga: Mantan Wali Kota Mojokerto meninggal setelah positif COVID-19

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021