Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan banyak rumah sakit di Ibu Kota Jawa Tengah ini yang kondisi keterisian tempat tidur untuk penanganan COVID-19 sudah mencapai 100 persen.Kalau kabar kalau rumah sakit penuh itu iya, tetapi kalau ketersediaan tempat tidur di tempat-tempat karantina tidak
"Kalau kabar kalau rumah sakit penuh itu iya, tetapi kalau ketersediaan tempat tidur di tempat-tempat karantina tidak," katanya di Semarang, Selasa.
Ia meminta masyarakat tidak perlu risau dengan kondisi tersebut.
Dari total 1.771 tempat tidur di seluruh rumah sakit dan tempat karantina di Kota Semarang, kata dia, tingkat keterisiaannya saat ini sudah mencapai 82 persen.
Menurut dia, meski terjadi kenaikan kasus COVID-19 selama dua pekan terakhir ini, angka kesembuhan di Kota Semarang juga cukup tinggi.
"Kalau misalnya tempat karantina di rumah dinas wali kota penuh, besoknya pasti berkurang karena ada yang sembuh," katanya.
Ia juga mengimbau pengelola rumah sakit untuk memindahkan pasien yang kondisinya sudah membaik ke tempat-tempat karantina untuk menambah ketersediaan tempat tidur.
Wali kota yang akrab disapa Hendi ini juga sudah menyiapkan alternatif untuk menambah tempat-tempat karantina.
Ia menjelaskan setidaknya ada tiga lokasi yang disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-10, seperti gedung asrama mahasiswa UIN Semarang, gedung milik salah satu gereja di kawasan Marina, serta bangunan sebuah rumah sakit yang sudah berdiri namun belum mengantongi izin operasional.
Ia meminta masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan.
"Mau varian baru atau varian lama, sama berbahayanya. Penyebarannya cepat. Semua harus lebih disiplin, lebih waspada, lebih ketat dalam protokol kesehatan," demikian Hendrar Prihadi .
Baca juga: Pemkot Semarang akan sewa hotel jadi tempat karantina
Baca juga: Pasien korban malapraktik RS Telogorejo diduga di-COVID-kan
Baca juga: Angka positif COVID-19 Kota Semarang tembus 1.000 orang
Baca juga: Dinkes: Tidak ada RS di Semarang yang "meng-COVId-kan" pasien
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021