“Pertama, penguatan database, pemetaan potensi produk maupun pasar melalui Basis Data Tunggal UMKM, preferensi pasar di negara tujuan, jaringan distribusi dan gudang di luar negeri, serta affirmative-action penurunan tarif di negara tujuan dan memperluas kerja sama dagang luar negeri,” kata Teten Masduki di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dengan pemangku kepentingan terkait seperti Kemenlu, KBRI/KJRI, Atase Perdagangan dan ITPC, BKPM, serta inkubasi ekspor swasta yang sudah kuat.
Kedua, peningkatan kualitas SDM dan produk melalui program pendidikan dan pelatihan, sekolah ekspor (target 500 ribu eksportir), standardisasi dan sertifikasi, dan factory sharing (FS).
“Kami telah membuka pendaftaran bagi UKM yang memenuhi syarat untuk sertifikasi ISO, HACCP, SNI, organik, FSSC/BRC, dan SVLK,” ujar Menkop.
Selain itu, bersama Bappenas, tahun ini Kemenkop UKM akan melakukan pilot project factory sharing di lima provinsi, dengan rencana awal FS untuk komoditas rotan (Jateng), FS untuk komoditas kelapa (Sulut), FS untuk komoditas sapi (NTT), FS untuk komoditas nilam (Aceh), dan FS untuk komoditas biofarmaka (Kaltim).
Ketiga, kemudahan pembiayaan dengan skema pembiayaan UKM untuk ekspor terus dipermudah di antaranya melalui kerja sama dengan beberapa sumber pembiayaan ekspor seperti LPEI/KURBE, LPDB-KUMKM, perbankan/himbara, dan skema alternatif lainnya crowd funding, modal ventura, dan CSR.
"Skema KUR sebagaimana arahan Presiden dapat dimanfaatkan dimana plafon KUR dari sebelumnya maksimum Rp500 juta naik menjadi Rp20 miliar. Dan, KUR tanpa agunan naik dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta," katanya.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi mulai membaik dari minus 2,19 di kuartal keempat 2020 menjadi minus 0,74 di kuartal satu 2021.
"Hal ini ditopang dari berbagai stimulus terutama belanja pemerintah dan konsumsi rumah tangga yang semakin membaik," kata Teten Masduki.
Hasil survei BRI Micro & SME Indeks (BMSI Q1-menunjukkan Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) terus meningkat dari 126,8 di kuartal ketiga 2020 menjadi 136,3 di kuartal keempat 2020.
"Pelaku UMKM optimistis dan yakin Pemerintah mampu menangani dampak COVID-19 dengan baik. Saya kira IKP sudah pas dengan kebijakan pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Baca juga: Teten Masduki lepas ekspor briket Makassar ke Jordania
Baca juga: Teten tekankan pentingnya kolaborasi dorong ekspor UMKM naik
Baca juga: UMKM diajak manfaatkan fasilitas GSP ekspor produk ke AS
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021