Saham China berakhir lebih rendah pada Rabu, terseret oleh kerugian pada saham-saham material dan perawatan kesehatan, karena investor khawatir atas valuasi yang sudah ketinggian dan hasil pertemuan bank sentral AS Federal Reserve AS yang dapat mendorong arus keluar asing.Investor juga berhati-hati menjelang pertemuan bank sentral AS Federal Reserve
Pada penutupan perdagangan, indeks Shanghai Composite turun 1,07 persen pada 3.518,33 dan indeks saham unggulan CSI300 kehilangan 1,67 persen, setelah ditutup melemah pada hari Selasa.
Analis mengatakan minimnya faktor untuk mendukung momentum kenaikan, sementara valuasi yang ketinggian di beberapa bagian pasar memunculkan kekhawatiran.
Pasar juga berada di bawah tekanan dari meningkatnya ketegangan Tiongkok-Barat setelah para pemimpin G7 membawa negara Asia itu terlibat dalam berbagai masalah, yang disebut Beijing sebagai campur tangan berlebihan dalam urusan internal negara itu.
Di antara sektor berkinerja terburuk pada hari Rabu, sub-indeks material merosot 3,08 persen karena laporan pembatasan atas eksposur komoditas luar negeri perusahaan milik negara mempercepat aksi jual di sektor tersebut.
Subindeks perawatan kesehatan kehilangan 3,01 persen, dengan raksasa di sektor tersebut Wuxi AppTec Co Ltd turun 5,53 persen.
Indeks Shenzhen yang lebih kecil berakhir turun 2,34 persen dan indeks ChiNext Composite papan pengembangan melemah sebesar 4,18 persen.
"Investor juga berhati-hati menjelang pertemuan bank sentral AS Federal Reserve, karena sikap hawkish (rejim suku bunga tinggi) Fed akan mendorong dolar lebih tinggi, menekan yuan dan membebani pasar-A dengan mendorong arus keluar asing," kata Yan Kaiwen, analis China Fortune Securities, dikutip dari Reuters.
Bank sentral China telah mengarahkan lembaga keuangan untuk menyimpan lebih banyak cadangan devisa, sebuah langkah yang menurut para analis dapat membantu meredam kenaikan yuan setelah mata uang itu mencapai level tertinggi tiga tahun terhadap dolar AS pada hari Senin.
Kenaikan yuan dalam jangka panjang dapat berdampak negatif yang besar pada ekonomi China walaupun tidak ada efek substansial pada ekspor negara itu dalam jangka pendek, seorang mantan pejabat senior di regulator valuta asing China memperingatkan.
Di sekitar kawasan, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang melemah sebesar 0,42 persen.
Baca juga: Penguatan minyak angkat saham Eropa, indeks STOXX di rekor tertinggi
Baca juga: Saham keuangan dan energi angkat indeks FTSE 100
Baca juga: Investor masih "wait and see", IHSG diprediksi datar
Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021