"Babel dipilih untuk menjadi lokasi contoh dan role model secara nasional, untuk mengatasi krisis pangan yang cenderung terjadi," kata Sekretaris Jenderal Wantannas Laksdya TNI Harjo Susmoro di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan kunjungan Sesjen Wantannas ke Provinsi Kepulauan Babel kali ini, untuk melihat secara langsung kegiatan Anggota Wantannas melaksanakan kajian daerah khususnya dalam hal kontingensi krisis energi dan pangan.
Baca juga: Petani didorong tetap produktif saat pandemi antisipasi masalah pangan
"Saat ini masalah energi dan pangan menjadi perhatian dunia. Untuk mengantisipasi semua ini kita mengadakan kajian-kajian, mengingat Indonesia adalah negara yang cukup kaya raya dengan penyediaan pangan yang cukup besar," ujarnya.
Menurut dia setelah kunjungan di Babel ini, pihaknya akan membuat rekomendasi sesegera mungkin untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam mengambil kebijakan guna menghadapi krisis atau kontingensi permasalahan pangan ke depannya.
"Saya melihat kecenderungan ke arah krisis pangan mungkin saja terjadi, maka dari itu harus segera diantisipasi sebelum hal tersebut terjadi," katanya.
Baca juga: DPR: BUMN perlu optimalkan lahan tidur atasi potensi krisis pangan
Ia menambahkan Wantannas yang merupakan lembaga di bawah Presiden RI yang bertugas merancang kebijakan-kebijakan nasional dan akan memberikan rekomendasi kebijakan yang perlu diambil oleh Presiden khususnya terhadap masalah keamanan nasional, yang termasuk di antaranya adalah keamanan pangan, energi, ekonomi.
"Kita akan memberikan masukan kepada presiden, tindakan-tindakan apa yang perlu dan harus dilakukan oleh Presiden sebagai kepala negara yang bertanggung jawab terhadap keamanan negara ini," ujarnya.
Wakil Gubernur Kepulauan Babel Abdul Fatah mengapresiasi pengamatan secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh Wantannas kepada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan melihat kondisi secara nyata di Babel.
"Kami mengapresiasi langkah Wantannas dan sangat senang karena Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilihat dan dievaluasi sehingga, kita bisa mengetahui kekurangan yang terjadi untuk segera dapat di atasi," katanya.
Pewarta: Aprionis
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021