Tim medis Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya berharap penambahan tenaga kesehatan untuk membantu penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut.Ini mengingat jumlah pasien di RSLI sudah meningkat dan masih banyak juga yang daftar tunggu
"Ini mengingat jumlah pasien di RSLI sudah meningkat dan masih banyak juga yang daftar tunggu (inden)," ujar Penanggung Jawab RSLI Surabaya Laksma TNI dr. I Dewa Gede Nalendra, Sp.B, Sp.BTKV ketika dihubungi di Surabaya, Kamis.
Di rumah sakit yang dikenal dengan RS darurat tersebut, jumlah kapasitas tempat tidur saat yang tersedia sebanyak 410 unit, dan tingkat keterisiannya sudah mencapai 377 unit.
Baca juga: Tim medis RSLI: Kondisi dua pasien varian India stabil
Selain ke Dinas Kesehatan Jatim, pihaknya juga terus berupaya meminta tambahan tenaga kesehatan, yakni enam dokter dan 12 perawat dari TNI serta berharap tambahan tempat tidur dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sementara itu, berdasarkan data dan kondisi di RSLI hingga hari ini, tercatat 377 pasien yang terdiri dari 56 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI), 226 orang dari klaster Madura, 12 orang dari Ma'had (pondok pesantren) serta 82 orang dari umum.
Baca juga: Sebanyak 179 pasien "klaster Madura" dirawat di RSLI Surabaya
"Khusus dari PMI, sebanyak 184 pasien yang masuk, sudah ada 128 pasien pulang karena sudah sembuh sehingga masih ada 56 orang yang sedang dirawat," kata Ketua Pelaksana Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien COVID-19 (PPKPC) RSLI, Radian Jadid.
Untuk klaster Madura, sebanyak 86,43 persen CT Value-nya di bawah 25, dan dari 240 pasien masuk, sebanyak 176 orang (73,3 persen) berasal dari Madura, selebihnya dari berbagai kota di Jatim, Jateng, Jabar dan sebagian luar pulau.
Baca juga: 23 warga Madura positif COVID-19 jalani karantina di RSLI Surabaya
"Yang dirawat di RSLI 226 orang, sedangkan 14 orang lainnya dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," ucap dia.
Sedangkan, terhadap kondisi dua pasien terkonfirmasi varian baru COVID-19 Delta B.1.617.2 (India), terpantau masih stabil dan dalam tahap penyembuhan dengan monitoring ketat, serta perawatan intensif dalam ruangan tersendiri.
"Lalu, untuk uji Whole Genome Sequencing (WGS) dari ITD Unair maupun Balitbangkes Jakarta Pusat, hingga hari ini belum ada tambahan hasil," tutur Radian.
Baca juga: Abadikan setahun tangani COVID-19, RSLI Surabaya terbitkan lima buku
Baca juga: Kemenkes optimalkan fasilitas kesehatan-vaksinasi tangani varian Delta
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021