Inggris bisa menyusul Italia, Belgia dan Belanda masuk 16 besar Euro 2020 jika Three Lions mencatat kemenangan kedua melawan Skotlandia sang tetangga dekat tetapi selalu sengit bersaing, dalam pertandingan kedua mereka di Grup D Euro 2020 di Stadion Wembley, London, Jumat dini hari pukul 02.00 WIB nanti.Pertandingan ini mirip dengan laga melawan Man City dan Liverpool
Menurut mantan pelatih timnas Inggris Glenn Hoddle, kapan pun Inggris dan Skotlandia bertemu di lapangan hijau selalu lebih dari sekadar pertandingan sepak bola dan untuk itu pertandingan nanti bakal berlangsung sengit dari awal sampai akhir, apalagi Skotlandia sangat membutuhkan poin setelah menyerah 0-2 kepada Slovakia dalam pertandingan pertamanya di grup ini.
"Saya kira tekanan untuk bermain terbuka ada pada Skotlandia. Jika mereka mendapatkan hasil seri maka mereka sungguh berada dalam tekanan besar saat melawan Kroasia dalam pertandingan terakhirnya," kata Hoddle seperti dikutip Reuters.
Namun ada misi lain dari Skotlandia dalam laga ini, yakni membalas kekalahan 0-2 dari Inggris pada Euro 1996 di mana Gareth Southgate yang kini manajer Three Lions menjadi bagian dari tim yang mengalahkan Skotlandia.
Baca juga: Inggris hantam Skotlandia 3-0
Baca juga: Inggris bekuk Skotlandia 3-1
Tetapi Southgate meminta siapa pun tidak mengaitkan pertandingan di Grup D itu dengan peristiwa yang sudah terjadi 25 tahun lalu tersebut.
"Tujuan kami adalah lolos (16 besar). Itu yang menjadi fokus kami," tandas Southgate seperti dikutip AFP. "Saya ingin mereka mendekati laga ini seperti terhadap pertandingan-pertandingan sepakbola lainnya dan fokus bermain bagus."
Tetap saja bagi pendukung, pertandingan ini mungkin jauh lebih bergengsi daripada pertandingan-pertandingan lain, khususnya Skotlandia yang dalam beberapa tahun ini kerap mengancam memisahkan dari Inggris Raya atau United Kingdom yang salah satunya tidak setuju Britania keluar dari Uni Eropa.
Sekalipun hanya disediakan 2.500 tiket untuk total 22.500 penonton yang boleh masuk Stadion Wembley nanti, ribuan pendukung Skotlandia sudah membanjiri kota London. Mereka perlu melakukan ini karena mungkin dengan cara begini Skotlandia tersemangati menebus kekalahan 0-2 dari Republik Ceko empat hari sebelumnya.
Baca juga: Patrik Schick bawa Ceko raih kemenangan 2-0 atas Skotlandia
Kembali kalah akan membuat tim asuhan Steve Clarke mengubur impian masuk babak knockout untuk pertama kalinya, mengingat lawan terakhir mereka nanti adalah Kroasia sang finalis Piala Dunia 2018.
Peluang Skotlandia menciptakan kejutan mendapatkan suntikan semangat besar dari kabar bek Arsenal Kieran Tierney yang masuk lagi skuad setelah tak bisa turun bertanding bersama rekan-rekan satu timnya karena dihantam cedera hamstring.
"Dia pemain top berkarakter luar biasa dan orang yang kami ingin kembali ke tim. Dia orang yang kami butuhkan dan kami sangat mengandalkan dia," kata gelandang Skotlandia Scott McTominay.
McTominay mengaku timnya masih terluka oleh kekalahan dari Ceko dan menyatakan untuk itu tidak boleh kalah dari Inggris. Sebaliknya Inggris harus menjadi pelampiasan atas kekalahan dari Ceko tersebut.
"Anda harus memenangkan pertandingan ini tapi yang paling penting jangan sampai kalah. Kami harus mendapatkan hasil," kata gelandang Manchester United tersebut.
Tetapi bukan hanya Skotlandia yang memiliki tekad seperti itu. Inggris pun demikian. Striker Inggris Marcus Rashford bahkan sampai menyebut laga ini bagaikan pertandingan derbi dalam tingkat klub.
Baca juga: Rashford siap berjuang demi kesuksesan Inggris pada Piala Eropa 2020
"Pertandingan ini mirip dengan laga melawan Man City dan Liverpool. Unik memang dan saya menantikannya," kata Rashford.
Kalau Skotlandia mendapatkan suntikan semangat oleh bermainnya lagi Kieran Tierney, maka Inggris mendapatkannya dari fakta bergabungnya kembali kapten Harry Maguire berlatih bersama tim setelah melewati proses pemulihan dari cedera ligamen pergelangan kakinya.
Prediksi sebelas pemain pertama
Inggris: Jordan Pickford; Kieran Tripier, John Stones, Tyrone Mings, Luke Shaw; Kalvin Phillips, Declan Rice; Mason Mount, Raheem Sterling, Phil Foden; Harry Kane
Skotlandia: Davis Marshall; Jack Hendry, Grant Hanley, Kieran Tierney; Stephen O’Donnell, Scott McTominay, John McGinn, Callum McGregor, Andy Robertson; Stuart Armstrong, Che Adams
Baca juga: Ditempa kerasnya liga domestik, Inggris favorit di Grup D Euro 2020
Baca juga: Gareth Southgate: Saya akan dianggap gagal bila tidak capai semifinal
Selanjutnya skenario pertandingan
Skenario pertandingan
Gareth Southgate kembali memasang Jordan Pickford sebagai pilihan utama di depan gawang, sedangkan Sam Johnstone menjadi pilihan kedua setelah Jordan Henderson mengalami masalah pada panggulnya. Pickford menjadi benteng terakhir untuk sistem 4-2-3-1 yang kembali dipasang guna menghadapi Skotlandia.
Kali ini Soutghate memasang Kieran Trippier pada bek kiri, sedangkan Luke Shaw menempati sisi sebaliknya di kanan. Tyrone Mings dan John Stones kembali dipasangkan di jantung pertahanan Inggris dengan kemungkinan Harry Maguire masuk sebagai pemain pengganti.
Jordan Henderson yang kembali absen akan membuat Kalvin Phillips tetap dipasang menjadi starter di lapangan tengah untuk bermitra dengan Declan Rice guna membentuk poros ganda. Namun Phillips mendapatkan tugas yang lebih berorientasi mengganggu pemain-pemain Skotlandia kala membawa bola.
Baca juga: Dean Henderson cedera, timnas Inggris panggil kiper Sheffield United
Phil Foden kemungkinan kembali menjadi starter menempati sepertiga terakhir lapangan bersama Mason Mount dan Raheem Sterling, melapis serangan yang diujungtombaki oleh Harry Kane.
Dari kubu Skotlandia, walaupun membutuhkan atmosfer berbeda setelah kalah dari Republik Ceko, Steve Clarke kemungkinan tak akan banyak mengganti starternya kecuali harus mengeluarkan satu starter untuk memberi tempat kepada Kieran Tierney yang pulih dari cedera.
Tierney akan menjadi salah satu trio bek tengah pelindung penjaga gawang David Marshall, selain Jack Hendry dan Grant Hanley, dalam formasi 3-5-2.
Andy Robertson yang sejauh ini menjadi pemain Skotlandia yang paling banyak menciptakan peluang, akan mengisi bek kiri, sedangkan Stephen O’Donnell menempati sayap kanan.
Baca juga: Antar Skotlandia ke putaran EURO adalah mimpi masa kecil Robertson
Sebagai poros yang melindungi daerah permainan tidak kosong karena duo bek sayap terlalu maju membantu serangan dan sekaligus mencegat penetrasi Inggris dari tengah, Callum McGregor kemungkinan diserahi tugas menempati posisi ini.
Otomatis peran ini mendorong Scott McTominay menjadi gelandang serang, dan juga John McGinn, tapi yang disebut belakangan ini memiliki tugas tambahan mengganggu manuver Mason Mount.
Akhirnya untuk sepertiga terakhir lapangan menjadi daerah operasi ujung tombak kembar Stuart Armstrong dan Che Adams. Gol-gol diharapkan muncul dari keduanya.
Statistik penting kedua tim
Inggris menang 1-0 atas Kroasia pada laga pertamanya dalam putaran final Euro 2020, sebaliknya Skotlandia kalah 0-2 melawan Ceko.
Ini pertemuan pertama kedua negara sejak 2017 ketika Skotlandia menahan seri Inggris 2-2. Harry Kane mencetak gol penyama kedudukan pada menit-menit terakhir.
Terakhir kali kedua tim di Stadion Wemble setahun sebelumnya berakhir dengan kemenangan 3-0 untuk Inggris.
Sepanjang sejarahnya, kedua tim sudah 124 kali bertemu. Inggris menang 48 kali, Skotlandia menang 41 kali.
Inggris memenangkan semua dari lima pertandingan terakhirnya, sedangkan Skollandia menang dua kali dan sekali kalah.
Inggris tak terkalahkan dalam 33 dari 35 pertandingan putaran final Euro terakhirnya, dan selalu mencatat clean sheet dalam 4 pertandingan Euro terakhirnya.
Baca juga: Data dan fakta timnas Skotlandia di Euro 2020
Baca juga: Data dan fakta timnas Inggris di Euro 2020
Baca juga: EURO 2020 di antara ambisi pembuktian dan bibit-bibit kejutan
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021