Survei mengambil sampel 1.153 siswa usia 15-18 tahun yang berasal dari 32 propinsi di Indonesia. Siswa yang disurvei berasal dari sekolah negeri (68,4 persen) dan swasta (31,6 persen) , terdiri dari 49,4persen laki-laki dan 50,6 persen perempuan.
Co Founder dan CEO Aku Pintar, Lutvianto Pebri Handoko mengungkapkan sejak awal, Aku Pintar memang berkomitmen menyediakan serangkaian fitur bagi siswa SMP dan SMA/SMK yang dapat membantu mereka untuk lebih mengenal diri, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan sehingga mampu memilih jurusan serta karir yang tepat di masa depan.
Baca juga: Penyedia aplikasi pendidikan siap kerja sama cegah COVID-19
"Masa depan anak sangat berharga, pemilihan sekolah dan jurusan menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan karier dan masa depan. Oleh karena itu, Aku Pintar menyediakan beragam fitur secara gratis mulai dari rangkaian tes minat, bakat dan penjurusan, materi pembelajaran sampai informasi mengenai SMA dan kampus. Semua ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempermudah mereka dalam menentukan jurusan dan karir yang tepat," kata Pebri dalam keterangannya pada Senin.
Dari survei tersebut diketahui juga bahwa para siswa menggunakan aplikasi pendidikan digunakan untuk mencari kunci jawaban, mengakses materi pelajaran, dan konsultasi mata pelajaran. Sebelum memilih jurusan di perguruan tinggi, siswa biasanya mengumpulkan informasi terlebih dahulu.
Umumnya, siswa mencari informasi ini di media sosial (73 persen) , website perguruan tinggi (54,6 persen), alumni (37,3 persen), dan aplikasi pendidikan (34,7 persen).
Terkait jurusan, Teknik menjadi pilihan favorit pelajar yang akan menempuh jenjang pendidikan tinggi. Teknik berada di urutan pertama, dipilih oleh 16,2 persen) siswa, berikutnya adalah Pendidikan/Keguruan (7,4 persen), Kedokteran (7,3 persen), Manajemen (6,3 persen) dan Akuntansi (5,9 persen).
Selain menempatkan Teknik sebagai jurusan favorit, hasil survei juga menunjukkan bahwa universitas yang paling diincar umumnya adalah kampus negeri (81,5 persen). Universitas Gajah Mada menjadi yang paling diburu dan dipilih oleh 13,4 persen responden.
Diikuti Universitas Indonesia (7,8 persen), Institut Teknologi Bandung (3,9 persen), Universitas Padjadjaran (3,8 persen), Universitas Airlangga (2,9 persen), Universitas Brawijaya (2,7 persen), dan lainnya.
Menurut Panel ahli Katadata Insight Center, Mulya Amri, Ph.D., ada banyak faktor yang mempengaruhi seorang siswa dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Sebanyak 64 persen siswa mengutamakan mengejar jurusan yang diminati, 42 persen memilih karena reputasi perguruan tinggi yang baik, 29,7% berdasarkan ketersediaan beasiswa dan 25,7 persen karena pilihan orangtua.
“Ketika ditanyakan jika pilihannya berbeda dengan orang tua, siswa pun tak langsung buru-buru mengikuti pilihan orangtuanya. Umumnya mereka mengatakan akan berusaha mencari jalan tengah antara pilihanya dan orangtua. Sebagian lainnya bahkan langsung mengatakan akan memilih sendiri,” ujar Mulya.
Survei ini juga menemukan pola perilaku pelajar Gen Z dalam menentukan pilihan studi dan masa depan pendidikannya. Bagi generasi Z, teman lebih berpengaruh dibanding orangtua. Sebanyak 73,4 persen lebih responden mengatakan lebih sering berkonsultasi dengan sahabat atau temannya mengenai studi. Sisanya, 26,6 persen memilih berkonsultasi dengan orang tua.
Data tersebut juga selaras dengan survei mengenai pengalaman siswa dalam memilih jurusan di sekolah menengah. Lebih dari 72 persen pelajar mengatakan jurusan yang mereka pilih saat ini adalah sesuai minat mereka. Hanya 20,6% pelajar yang mengatakan jurusan saat ini adalah pilihan orangtua. Secara umum, siswa merasa jurusan pilihannya di pendidikan menengah sudah sesuai dengan keinginannya.
Baca juga: Startup lokal mulai kembangkan aplikasi belajar daring
Baca juga: Aku Pintar bentuk komunitas Guru Pintar
Baca juga: Pelajar SMAN 1 Bandung Barat ciptakan aplikasi anti depresi
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021