Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati mengemukakan sakit kepala yang hebat serta gangguan berbicara merupakan gejala identik pembekuan darah pada penerima vaksin AstraZeneca.Yang mungkin memang mengalami pembekuan darah. Namun demikian, hal ini masih perlu dipastikan, karena kejadiannya sangat cepat.
"Vaksin AstraZeneca kebanyakan dijumpai pada pembuluh darah di daerah kepala, yang disebut cerebral venous sinus thrombosis (CVST)," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Gejala yang identik dengan pengaruh vaksin AstraZeneca di antaranya sakit kepala yang hebat, kadang disertai dengan gangguan penglihatan, mual, muntah dan gangguan berbicara.
Selain itu, kata Zullies, gejala lain yang bisa dijumpai adalah nyeri dada, sesak napas, pembengkakan pada kaki atau nyeri perut. Kadang dijumpai lebam di bawah kulit.
Baca juga: Pakar: Pembekuan darah karena vaksin AstraZeneca sangat jarang terjadi
Baca juga: Polda Kalsel kawal ketat kedatangan 310 vial vaksin AstraZeneca
"Jika terdapat gejala-gejala demikian, segera saja mencari bantuan medis. Di Eropa, reaksi umumnya terjadi tiga hingga 14 hari setelah vaksinasi," katanya.
Gejala-gejala semacam sakit kepala yang hebat dan tidak tertahankan juga sempat dialami oleh salah satu penerima AstraZeneca di Buaran, Jakarta Timur, bernama Trio Firdaus.
"Yang mungkin memang mengalami pembekuan darah. Namun demikian, hal ini masih perlu dipastikan, karena kejadiannya sangat cepat," katanya.
Yang perlu dipahami adalah bahwa dari ribuan penduduk yang menerima vaksin AstraZeneca di Indonesia, katanya, hanya satu orang yang dilaporkan meninggal dengan dugaan tersebut.
"Bahwa hal tersebut lebih dipengaruhi oleh reaksi individual subjek dibandingkan dengan kualitas vaksinnya," katanya.*
Baca juga: Pengacara: AstraZeneca harus gunakan pabrik Inggris penuhi komitmen EU
Baca juga: Korsel campur vaksin AstraZeneca dan Pfizer untuk 760.000 penduduk
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021