"Kami optimistis target tahun ini yang sudah giling 900 ribu ton, jadi pada tahun 2025 kami bisa menghasilkan 2 juta ton. Apabila ini terjadi maka tahun 2025 gula konsumsi tidak perlu impor lagi," kata Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Ghani menjelaskan perseroan memiliki luas area kebun tebu mencapai 420.000 hektare. Strategi swasembada gula konsumsi nasional akan dilakukan dengan membentuk holding pabrik gula bernama Sugar Company atau SugarCo.
Menurutnya, pembentukan holding pabrik gula memerlukan dana sebanyak Rp20 triliun.
PTPN akan menggabungkan tujuh anak usahanya yang bergerak dalam bisnis perkebunan tebu dan gula, yaitu PTPN VII di Lampung, PTPN IX sampai XII di Jawa Timur, dan PTPN XIV di Sulawesi Selatan.
Perseroan menggandeng investor dan Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi dalam mengumpulkan modal untuk membangun holding pabrik gula karena saat ini PTPN belum bisa meminjam dana dari perbankan karena sedang dalam tahap restrukturisasi, sehingga suntikan modal hanya bisa diperoleh dari luar.
"Konsep yang akan kami siapkan adalah SugarCo dimiliki oleh PTPN III kemudian kami undang investor. Kami juga akan melibatkan INA," kata Ghani.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa perseroan menargetkan sebanyak 20 persen hilirisasi produk gula bisa masuk ke pasar retail pada 2024.
Kebijakan hilirisasi produk merupakan dedikasi PTPN dalam menertibkan harga yang di luar kendali dengan melakukan kegiatan operasi pasar.
Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuarina meminta PTPN untuk melakukan revitalisasi pabrik-pabrik gula yang sudah tua sejak zaman Belanda agar bisa meningkatkan produksi gula di dalam negeri.
Besarnya konsumsi gula di Indonesia tidak disertai dengan peningkatan kapasitas produksi gula. Defisit komoditas gula selalu diselesaikan dengan kebijakan impor.
Selama 10 tahun terakhir, pemerintah selalu melakukan impor untuk mencukupi kebutuhan gula dalam negeri. Ketergantungan terhadap impor perlu segera diselesaikan dengan cara meningkatkan produksi dalam negeri.
Langkah yang harus diambil dengan meningkatkan produksi adalah revitalisasi pabrik gula yang tidak efisien dalam proses produksi dan pembangunan industri hilir pabrik gula.
Saat ini revitalisasi dan pembangunan pabrik gula baru dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas gula nasional yang terus turun dalam beberapa tahun terakhir.
Di samping itu, revitalisasi untuk memastikan produksi gula di dalam negeri menjadi lebih stabil, mengurangi impor, dan kualitasnya dapat bersaing dengan pabrik gula swasta.
Rencana pembangunan pabrik gula baru bertujuan untuk mencapai target harga pokok produksi sesuai dengan roadmap yang diberikan oleh pemerintah.
Adapun pembangunan pabrik gula merupakan bagian dari upaya revitalisasi sektor gula PTPN III untuk dikerjakan hingga tahun 2023.
Baca juga: PTPN III akan meluncurkan produk hilir gula dan minyak goreng
Baca juga: PTPN III ingin bangun pabrik gula butuh investasi Rp20 triliun
Baca juga: PTPN III proyeksikan produksi gula capai 1,8 juta ton pada 2024
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021