• Beranda
  • Berita
  • Epidemiolog: Lockdown hentikan penyebaran varian baru

Epidemiolog: Lockdown hentikan penyebaran varian baru

21 Juni 2021 18:18 WIB
Epidemiolog: Lockdown hentikan penyebaran varian baru
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim (kanan), saat berdiskusi dengan Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono (Kiri) , di Sekretariat GTPP COVID-19 Kota Bogor, Kamis (6/8/2020). ANTARA/HO-Pemkot Bogor

kalau sudah banyak (kasus) kecamatannya maka lockdownnya kabupaten

Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono merekomendasikan untuk dilakukannya penguncian (lockdown) wilayah untuk menghentikan penyebaran virus Corona penyebab COVID-19 khususnya varian baru seperti varian Delta dari India.

"Ada upaya-upaya pencegahan penyebaran varian baru harusnya dilakukan penguncian atau lockdown untuk penyebaran varian baru ini baik itu di Kudus, Bangkalan, Madura, Jakarta, dan sebagainya," kata Yunis saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Senin.

Hari-hari ini dilaporkan jumlah kasus terinfeksi COVID-19 yang semakin meningkat. Itu tentu menjadi perhatian utama, apalagi ada penularan yang jauh lebih cepat dari varian baru seperti B1617.2 atau varian Delta dari India.

Yunis menuturkan varian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang pertama kali muncul menularkan hanya ke dua orang, namun varian baru sekarang ini bisa menularkan ke empat atau delapan orang sehingga potensi penularannya di tengah masyarakat makin tinggi dan berdampak pada peningkatan kasus.

"Oleh karena itu, harus dilakukan lockdown," tuturnya.

Baca juga: Pakar ungkap keganasan varian Delta

Baca juga: Kemenkes tingkatkan pengawasan genom lacak varian baru


Yunis mengatakan lockdown tersebut bukan hanya untuk menurunkan kasus COVID-19 semata tapi agar penyebaran varian baru yang sangat menular bisa dicegah meluas.

"Kalau ada ditemukan kasus baru dengan varian baru yang banyak kayak di Kudus maka harus dilakukan lockdown, di Bangkalan harus lakukan lockdown kabupaten, terus Jakarta apakah kota madya atau provinsi harus lihat sebarannya," ujarnya.

Ketika ditemukan banyak muncul kasus dengan varian baru, Yunis menuturkan harus secepatnya dilakukan penguncian untuk menghentikan penyebaran varian baru tersebut di kota, kabupaten, provinsi. Jangan sampai varian tersebut lebih dulu menyebar ke kota, kabupaten atau provinsi lain.

"Lockdownnya lihat sebarannya kalau sudah banyak (kasus) kecamatannya maka lockdownnya kabupaten," tuturnya.

Dia menuturkan pemerintah perlu meningkatkan pembiayaan atau dana untuk penanganan COVID-19 diantaranya untuk melakukan percepatan pengujian untuk deteksi COVID-19 dan pengurutan genom menyeluruh (whole genom sequencing), serta subsidi kepada masyarakat ketika akan dilakukan lockdown.

"Kalau kita masih seperti lama strategi perangnya tunggu saja pasti akan terjadi kewalahan dari pelayanan kesehatan," ujar Yunis.

Baca juga: Kemenkes optimalkan fasilitas kesehatan-vaksinasi tangani varian Delta

Baca juga: Waspadai COVID-19 varian Delta dari mobilitas masyarakat Pulau Jawa

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021