Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengatakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia perlu meningkatkan sinergi dengan berbagai BUMN dan korporasi potensial lainnya untuk fokus melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan kinerja.Garuda perlu segera melakukan aksi korporasi dengan melaksanakan diversifikasi usaha,
"Garuda perlu segera melakukan aksi korporasi dengan melaksanakan diversifikasi usaha," kata Herman Khaeron dalam rilis di Jakarta, Selasa.
Herman menyadari bahwa sektor penerbangan pada masa pandemi ini sedang bermasalah sehingga sangat dibutuhkan dukungan dan kepercayaan politik dari seluruh pihak.
Baca juga: Polemik maskapai Garuda Indonesia, Komisi VI DPR beri rekomendasi ini
Ia menegaskan tetap mendukung eksistensi PT Garuda Indonesia Tbk sebagai maskapai penerbangan nasional bagi Indonesia.
Untuk itu, ujar dia, seluruh direksi harus berpikir out of the box untuk mencari jalan keluar permasalahan, misalnya memaksimalkan BUMN potensial yang bisa menunjang operasional maskapai Garuda Indonesia.
Herman mengemukakan ada banyak dari bisnis di BUMN yang bisa disinergikan dengan Garuda, seperti sektor kargo, di mana saat ini PT Pos Indonesia disebut sedang kebanjiran order penyaluran bansos.
Sinergi lainnya, lanjutnya, misalnya dengan pihak perusahaan infrastruktur yang memang sedang membutuhkan banyak pengangkutan, sehingga sebenarnya merupakan peluang bisnis baru bagi Garuda pada era pandemi.
Baca juga: Garuda Indonesia bersama BMW resmikan program "The Prestige Service"
Sebelumnya, pengamat penerbangan Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan bisnis penerbangan domestik terbuka lebar bagi PT Garuda Indonesia dengan mengelola pasar premium dan korporasi.
"Konsep Garuda full service, sehingga konsentrasi ke market premium dan korporasi. Potensi pasar korporasi bisa mencapai 15 ribu perusahaan, tapi itu belum digali karena 10 ribu sisanya cenderung naik maskapai lain," kata Arista di Jakarta, Kamis (3/6).
Arista menjelaskan korporasi yang telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Garuda Indonesia mencapai 5.000-an perusahaan. Para pejabat setingkat manajer menggunakan maskapai ini untuk melakukan perjalanan kerja dan bisnis.
Menurutnya, pasar korporasi sangat bergantung dengan ketepatan waktu karena mobilitas mereka yang padat menuntut kejelasan jadwal penerbangan. Selain ketepatan waktu, unsur kejelasan asuransi dan kelengkapan alat keselamatan juga menjadi poin penting yang menjadi perhatian konsumen saat menggunakan maskapai Garuda Indonesia.
Dia menyampaikan bahwa rencana pemerintah yang ingin menjadikan Garuda Indonesia untuk fokus pada bisnis penerbangan domestik merupakan keputusan tepat karena jumlah penumpang tujuan daerah lebih banyak ketimbang penumpang tujuan luar negeri.
Berdasarkan catatan Menteri BUMN Erick Thohir, konsumen Garuda Indonesia didominasi penumpang tujuan daerah sebanyak 78 persen dengan pendapatan mencapai Rp1.400 triliun. Sementara jumlah penumpang tujuan luar negeri tercatat hanya sebesar 22 persen dengan perolehan Rp300 triliun.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021