Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional mengirimkan empat siswa alumnus Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020 mewakili tim Indonesia pada ajang International Olympiad in Informatics (IOI) ke-33 secara daring.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional Asep Sukmayadi berharap, empat siswa ini dapat memberikan hasil yang terbaik dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah Internasional.
“Kita semua mengharapkan serta berusaha mewujudkan untuk mengibarkan Merah Putih di IOI 2021. Capaian ini harus menjadi inspirasi untuk bangsa ini, insipirasi bagi teman-teman sebaya di seluruh Indonesia khususnya bagi yang memiliki minat di bidang informatika. Pergilah untuk emas. Go Get Golds. Selamat berjuang,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
IOI merupakan kompetisi paling bergengsi di dunia untuk bidang informatika yang diselenggarakan setiap tahun. Tahun 2021 Singapura menjadi tuan rumah IOI ke-33.
Empat siswa terbaik bidang informatika yang mewakili tim Indonesia, yaitu Pikatan Arya Bramajati, siswa SMA Semesta BBS Semarang, Rama Aryasuta Pangestu, siswa SMAK Kanisius Jakarta, Edbert Geraldy Cangdinata, siswa SMA Sutomo 1 Medan, dan Nicholas Pattrick, siswa SMA Cita Hati Christian Surabaya.
Mereka telah mengikuti seleksi KSN Tahun 2020 dan seleksi tiga tahap Pelatnas dari 30 siswa terbaik. Selanjutnya dipilih empat siswa terbaik untuk mewakili ajang IOI ke-33.
Baca juga: Seleksi KSN tingkat kabupaten/kota jenjang SMA/MA dimulai
Sebelum berkompetisi, keempat siswa harus menjalani karantina dan pembinaan intensif dengan memperbanyak latihan soal, diskusi, dan pelatihan kesiapan mental bertanding. Untuk materi pembinaan, selain diisi oleh dosen dari berbagai universitas, juga menghadirkan para alumnus Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) yang memandu kegiatan dalam bentuk diskusi dan mitra tanding.
Para siswa juga diikutsertakan dalam beberapa kegiatan latih tanding sebagai strategi dalam meningkatkan prestasi tim Indonesia. Hal ini terbukti meningkatkan prestasi tim Indonesia dalam ajang IOI dari tahun ke tahun. Kegiatan ini mendapat bantuan dari Ikatan Alumni TOKI, yaitu para alumnus peserta olimpiade informatika baik tingkat nasional maupun internasional.
Salah satu peserta asal SMAK Kanisius Jakarta, Rama, menceritakan pengalamannya selama mengikuti pelatihan nasional.
“Kalau pelatnas secara daring, jadwalnya malah lebih padat. Untungnya sih sudah kenal dengan beberapa teman, jadi waktu mau 'sharing' (berbagi) dan mengobrol lebih enak,” tambah dia.
Peserta lainnya, Pikatan Arya Bimajati, mengaku tidak tenang meninggalkan soal yang belum diselesaikan.
“Biasanya saya enggak ada jadwal tetap buat belajar. Kalau lagi pengin kerjain soal ya udah belajar. Bisa sejam lebih, tapi kalau pas enggak bisa kerjain soal ya tinggal aja dulu. Kadang ya kepikiran gitu terus nyoba lagi,” katanya.
Indonesia pertama kali mengikuti IOI pada 1995, di Eindhoven, Belanda. Pada saat itu, tim Indonesia berhasil meraih medali perak. Sepanjang keikutsertaannya dalam IOI, tim Indonesia berhasil meraih empat emas, 25 perak, dan 40 perunggu.
Baca juga: Kemendikbud jaring bibit unggul bidang sains melalui KSN
Baca juga: Kepulauan Seribu targetkan wakili Jakarta di Kompetisi Sains Nasional
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021