"Bidan sangat dekat sekali kepada masyarakat. 82 persen pelayanan antenatal dilakukan oleh bidan, 62 persen persalinan ditolong oleh bidan dan 64,1 persen pelayanan keluarga berencana (KB) dilakukan oleh bidan. Dalam hal ini para bidan sebagai pemberi layanan terbanyak dibanding tenaga kesehatan lainnya," katanya, dalam webinar puncak Peringatan Hari Jadi Ke-70 Ikatan Bidan Indonesia yang digelar secara virtual dan dipantau di Jakarta, Kamis.
Budi mengatakan peran bidan pada program pencegahan kematian ibu dan anak serta kesehatan reproduksi perlu terus dioptimalkan sesuai program prioritas pemerintah dalam rangka menurunkan kematian ibu dan bayi di Indonesia.
"Kebijakan kita saat ini adalah pelayanan antenatal care minimal enam kali dengan dua kali pemeriksaan oleh dokter umum, persalinan oleh tim di fasilitas pelayanan kesehatan untuk memastikan diberikan pelayanan keluarga berencana pascapersalinan pada semua ibu yang melahirkan," katanya.
Budi mengatakan kolaborasi dokter dan perawat merupakan suatu keniscayaan mengingat jumlah bidan saat ini mencapai 202.309 orang.
"Kedekatan bidan di masyarakat harus kita manfaatkan serta optimalkan dengan dukungan Ikatan Bidan Indonesia untuk para bidan di Indonesia mempunyai komitmen untuk kualitas pelayanan bidan pada penguatan layanan primer," katanya.
Dalam sambutannya Budi juga mengapresiasi peran seluruh bidan di Indonesia, terutama yang bekerja di daerah yang sangat terpencil serta daerah perbatasan dan kepulauan.
"Terima kasih karena telah membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam pelayanan," kata Budi.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021