Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai delapan strategi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi pembangkit listrik nasional.Pemerintah mendorong co-firing PLTU dengan biomassa, serta dedieselisasi atau konversi pembangkit listrik diesel ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan kedelapan strategi tersebut antara lain pengembangan smart grid, revisi grid code, pengembangan PLTS atap, dan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mengenai energi baru terbarukan.
"Pemerintah mendorong co-firing PLTU dengan biomassa, serta dedieselisasi atau konversi pembangkit listrik diesel ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan," kata Ida.
Baca juga: Menteri ESDM: Minerba gerakkan perekonomian nasional
Dia juga menjelaskan bahwa pemerintah mendorong program renewable energy-based economic development (REBED), yaitu program penggunaan energi bersih untuk memacu perekonomian wilayah termasuk di daerah 3T melalui pengembangan microgrid.
Selain itu, pemerintah juga mendorong program renewable energy-based industry development (REBID), yaitu melalui pengembangan potensi pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi skala besar yang terintegrasi dengan pengembangan industri.
Sejalan dengan upaya Kementerian ESDM dalam mendorong pengembangan energi baru terbarukan, lanjut Ida, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga telah menyusun draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030.
Baca juga: Anggota DPR ingin pemerintah percepat komitmen energi terbarukan
Dalam draft RUPTL yang baru tersebut porsi energi ramah lingkungan meningkat menjadi 48 persen dari sebelumnya berada pada kisaran 30 persen.
Pakar Ketenagalistrikan Institut Teknologi Bandung Nanang Hariyanto menyampaikan pentingnya pengembangan energi baru terbarukan dalam pembangkitan listrik.
“Kita tidak boleh melupakan anak-cucu yang juga harus ikut menikmati energi ini. Kalau sekarang kita ambil cadangan-cadangan batu bara berarti kita ambil tabungan, jadi itu harus dikurangi besar-besaran sehingga kita bisa memanfaatkan energi baru terbarukan,” ujar Nanang.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021