Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB David Gressly tidak menjelaskan lebih lanjut, namun sepertinya merujuk pada satu insiden terkait kumpulan jasad terdampar di Ras al-Arah di pantai Laut Merah Yaman bulan ini setelah sebuah kapal migran tenggelam.
Insiden itu dilaporkan oleh badan PBB Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Twitter pada 14 Juni.
Pernyataan Gressly menyoroti risiko rute migrasi lama, dari negara Tanduk Afrika menuju negara Teluk yang kaya, dalam upaya mencari pekerjaan.
"Kami tahu bahwa ada sebuah kapal pengangkut migran yang terbalik, mungkin 200 atau 300 orang tewas, kami tidak tahu jumlahnya," katanya.
Di Provinsi Saada Yaman, tempat para migran berusaha menyeberang ke Arab Saudi, tercatat sekitar 2.000 tahanan migran yang membutuhkan bantuan dan dukungan, ungkapnya.
Perjalanan laut berbahaya dari negara-negara Tanduk Afrika, seperti Ethiopia, Eritrea, Somalia, dan Djibouti, mengantarkan orang-orang, melalui Yaman, menuju Arab Saudi. Tenggelam dalam rute tersebut, menjadi hal yang lumrah.
Yaman terperosok dalam kekerasan sejak koalisi Arab Saudi melakukan intervensi melawan gerakan Houthi pada 2015. Sebesar 80 persen dari penduduk Yaman membutuhkan bantuan.
Sumber: Reuters
Baca juga: 15 warga Ethiopia tewas setelah kapal yang mereka tumpangi rusak
Baca juga: Para pengungsi, migran Afrika terperangkap dalam perang Yaman
Ratusan pencari suaka di Pekanbaru lakukan aksi damai
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021