Jumlah Al Quran Braile Masih Sangat Minim

13 Agustus 2010 20:41 WIB
Jumlah Al Quran Braile Masih Sangat Minim
Sejumlah Al-Qur\'an braille siap dikirim di percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG), Bandung, Jawa Barat, Senin (2/8). (ANTARA/Agus Bebeng)
Semarang (ANTARA News) - Ketersediaan Al Quran braile saat ini masih sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah penyandang tunanetra yang beragama Islam di Indonesia.

Ketua Come-Unity (Komunitas Sahabat Mata) Basuki di Semarang, Jumat, mengatakan hanya terdapat 20.000 set Al Quran braile di Indonesia, sedangkan jumlah penyandang tunanetra muslim sekitar 1.500.000 orang.

"Berdasarkan data dari Dinas Sosial Jateng, jumlah Al Quran braile di Indonesia hanya 1,3 persen dari jumlah penyandang tunanetra muslim," katanya.

Sedangkan untuk Jawa Tengah, kata dia, jumlah Al Quran braile tercatat hanya 500 set padahal terdapat 28.000 penyandang tunanetra yang ada di provinsi tersebut pada 2000-2009.

Dia mengatakan mahalnya Al Quran braile yang diperuntukkan bagi tunanetra menjadi salah satu kendala dalam ketersediaan fasilitas tersebut.

"Untuk satu juz Al Quran braile dikenakan harga Rp50.000 sehingga total untuk satu set Al Quran harganya bisa mencapai Rp1.650.000," katanya.

Harga tersebut, lanjutnya, sangat berbeda jauh dengan Al Quran biasa yang hanya sekitar Rp20.000 hingga Rp50.000 per kitab.

Untuk membantu ketersediaan Al Quran braile bagi penyandang tunanetra, Come-Unity telah beberapa kali menyalurkan fasilitas tersebut, yang diawali dengan penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi penyandang tunanetra.

Dia mengatakan hingga saat ini pihaknya telah mendistribusikan 137 Al Quran braile bagi penyandang tunanetra di Jawa Tengah setelah mereka yang menjalani diklat membaca Al Quran braile Semarang.

"Peserta diklat di Semarang ini juga ada yang berasal dari luar Jawa Tengah seperti Jawa Timur," katanya.

Dia berharap pemerintah memberikan subsidi kepada penyandang tunanetra agar mereka bisa membeli Al Quran braile dengan harga terjangkau.(*)
(ANT-201/R009)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010