Striker energik berusia 23 tahun dari Silkeborg itu mengawali posisi bermainnya di sayap kiri sebelum menemukan pijakannya di Ajax Amsterdam di bawah pengawasan asisten pelatih Ajax saat itu Dennis Bergkamp pada 2015.
Sementara gayanya sering dibandingkan dengan legenda Belanda lainnya, Marco van Basten, kemampuan Dolberg dalam menemukan ruang kosong di lini depan menggarisbawahi adanya pengaruh Bergkamp yang merupakan standar emas untuk para playmaker Belanda modern.
Baca juga: Menang besar 4-0, Denmark ke perempatfinal Euro 2020
Baca juga: UEFA anugerahkan Kasper Dolberg pemain terbaik Denmark vs Wales
Kemampuannya dalam merancang permainan sekali lagi menjadi yang terdepan di Johan Cruijff Arena saat dia bermain satu dua antar lini yang rapi dengan Mikkel Damsgaard sebelum menggunakan dua pemain bertahan Wales sebagai perisai untuk melengkungkan bola ke sudut jauh.
Dolberg hampir menggandakan keunggulan dengan tendangan tumit tepat waktu yang dijinakkan oleh kiper Wales Danny Ward, namun kemudian menebus kesalahannya saat memanfaatkan kesalahan bek Wales Neco Williams untuk mencetak gol dari jarak dekat.
Turun sebagai starter pertamanya dalam turnamen ini setelah Yussuf Poulsen absen karena cedera, Dolberg seketika berubah menjadi titik fokus serangan Denmark yang membuat pelatih Kasper Hjulmand pusing menyeleksi pemain untuk perempat final nanti.
Ketika timnya sudah di atas angin melawan The Dragons, Dolberg diganti pada menit ke-69 dan mendapatkan tepuk tangan nan riuh dari ribuan penggemar Denmark yang menempuh perjalanan tandang pertamanya dalam turnamen itu setelah tiga pertandingan dilangsungkan di Copenhagen.
"Saya sebenarnya tidak tahu bagaimana perasaan saya. Ini sungguh gila," kata Dolberg yang merengkuh satu gelar liga bersama Ajax sebelum bergabung dengan Nice pada 2019.
"Di sinilah semuanya berawal untuk saya, dan bermain di sini lagi dalam suasana ini adalah amatlah gila," kata dia kepada stasiun televisi Denmark DR.
Baca juga: UEFA anugerahkan Kasper Dolberg pemain terbaik Denmark vs Wales
Baca juga: Kapten Wales Gareth Bale kecewa, tapi tetap bangga kepada tim
(Selanjutnya...CHRISTINSEN YANG SERBABISA)
Denmark tuntas dengan kemenangan meyakinkan nan layak setelah membendung badai serangan Wales pada 20 menit pertama pertandingan tersebut.
Mereka awalnya kesulitan mengendalikan laga dan dipaksa beralih dari sistem 3-4-3 andalan Hjulmand menjadi sistem empat bek sehingga mendorong bek Andreas Christensen sebagai gelandang bertahan guna mendukung duet Pierre-Emile Hojbjerg dan Thomas Delaney.
Christensen masuk dengan mudah di lini tengah saat Denmark meningkatkan tempo dalam merangsek ke depan, ketika sang bek juga cepat kembali ke belakang untuk menyelamatkan lini pertahanan Denmark dalam situasi bola mati.
"Kami mampu fleksibel. Segalanya berjalan tak sempurna selama pertandingan itu tetapi kami bertambah bagus dan itu hal yang sudah beberapa kali kami lakukan," kata Hjulmand seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Tepis kritik, Kane siap mengganas di babak sistem gugur
Baca juga: Wijnaldum minta UEFA ambil tindakan lebih tegas terhadap rasilalisme
Bek sayap Joakim Maehle yang menjadi penerima manfaat lain dari sistem baru yang cair ini, mengubah kedudukan menjadi 3-0 pada saat-saat terakhir sebelum Braithwaite mencetak gol ketika Denmark membukukan tempat perempat final untuk pertama kalinya sejak 2004.
"Kepercayaan diri dan keberanian yang kami bawa adalah hal yang harus kami bawa lebih jauh," kata Maehle kepada TV3. "Kami tidak mengkhawatirkan siapa yang akan kami hadapi. Kami fokus kepada diri sendiri dan kualitas kami."
Baca juga: Lewandowski sulit terima kenyataan Polandia tersingkir dari Euro 2020
Baca juga: Luka Modric menyatukan skuad Kroasia
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021