"Saya minta dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk bersama-sama kita meneliti lokasi dibangunnya Pusat Data pemerintah di Labuan Bajo dalam rangka layanan pemerintahan digital kita," katanya dalam rapat koordinasi Percepatan Pembangunan BTS Kemenkominfo RI di NTT bersama Gubernur NTT serta para kepala daerah se-NTT di Kupang, Senin.
Ia mengatakan Kemenkominfo merencanakan pembangunan Pusat Data di empat lokasi salah satunya di Labuan Bajo, selain di Jakarta dan titik potensial yakni Batam Kepulauan Riau, dan Kalimatan Timur.
Baca juga: Menkominfo: Letak BTS harus sejalan dengan rencana pembangunan daerah
Menteri Jhonny menjelaskan saat ini untuk melayani penerapan pemerintahan berbasis sistem elektronik secara nasional menggunakan 2.700 pusat data. Jumlah ini sangat tidak efisien dan dari 2.700 pusat data ini hanya 3 persen yang memenuhi standar global.
Hal ini yang yang mengakibatkan kesulitan dalam hal interopabilitas untuk menghasilkan satu data nasional yang berdampak pada kebijakan yang sangat variatif atau berbeda satu dengan yang lainnya karena data Pusat Datanya berbeda.
Untuk itu, kata dia jika salah satu Pusat Data di Labuan Bajo dibangun maka akan menjadi Pusat Data untuk melayani Indonesia bagian tengah dan bagian timur melalui wilayah selatan dengan jaringan fiber optik.
"Posisi strategis ini yang akan dimanfaatkan. Kita sedang meneliti karena ada banyak syarat pembangunan Pusat Data untuk standar global," katanya.
"Jadi ada banyak hal luar biasa yang dihadiahkan oleh Tuhan untuk NTT yang harus kita gunakan dan manfaatkan melalui kebijakan yang akurat dan untuk massa depan, salah satunya Pusat Daya," katanya.
Baca juga: Menkominfo: Pembangunan 421 BTS titik awal transformasi digital NTT
Menteri Jhonny menambahkan pembangunan Pusat Data ini juga tentunya menciptakan banyak manfaat ekonomi berupa penciptaan lapangan pekerjaan, pengembangan kawasan dan sebagainya.
"Di samping itu juga untuk tujuan lain yakni mewujudkan layanan pemerintahan cerdas melalui smart city untuk memudahkan layanan publik," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021