Balita Badui alami stunting capai 135 orang

29 Juni 2021 14:28 WIB
Balita Badui alami stunting capai 135 orang
Anak balita Badui tengah belajar menulis, menggambar dan berhitung menggunakan buku tulis dan pensil, meski warga Badui menolak pendidikan. ANTARA/HO

Kami siap menampung pemberian makanan tambahan dari bantuan dermawan maupun perusahaan untuk perbaikan kesehatan balita Badui

Jumlah anak bawah lima tahun atau balita di pemukiman kawasan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten mengalami stunting atau kerdil mencapai 135 orang dari hasil penimbangan Februari 2021.
 
"Kami mengoptimalkan penyaluran makanan tambahan juga pemberian vitamin A untuk penyembuhan balita itu," Kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak, Maytri Nurmaningsih di Lebak, Selasa.
 
Balita masyarakat Badui yang menderita stunting itu penyebabnya berbagai faktor antara lain minimnya pendidikan dan pengetahuan orang tua untuk merawat anaknya tidak memperhatikan asupan makanan bergizi.

Baca juga: Warga Badui siap divaksin dukung program pemerintah
 
Begitu juga orang tuanya saat hamil mengalami anemia dan kurang energi kronik (KEK).
 
Selain itu juga masyarakat Badui masih kuat terhadap aturan adat setempat juga faktor lilitan ekonomi.
 
Bahkan, masyarakat Badui yang bersumber mata pencahariannya petani ladang jarang sekali pulang ke kampungnya.

Baca juga: Warga Badui cintai hutan dan alam untuk keberlangsungan hidup
 
Faktor lainnya, kata dia, terbatasnya sumber daya manusia (SDM) petugas medis.
 
Saat ini, petugas bidan yang berada di pemukiman Badui hanya delapan orang dengan melayani 68 perkampungan dengan kondisi topografi perbukitan dan pegunungan.
 
Dengan demikian, petugas bidan kesulitan untuk melakukan pelayanan kesehatan balita masyarakat Badui.
 
Saat ini, kata dia , pihaknya melayani balita masyarakat Badui dengan mendirikan 10 posyandu.

Baca juga: Warga Badui cintai Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa
 
"Kami setiap bulan selain melakukan penimbangan balita di pemukiman Badui juga pemberian makanan tambahan untuk penderita stunting," katanya.
 
Menurut dia, jumlah anak balita di kawasan pemukiman masyarakat Badui cukup tinggi penderita stunting hingga 135 anak.
 
Kemungkinan pertumbuhan kesehatan balita itu kurang baik jika tidak dilakukan penyaluran makanan tambahan dan pemberian vitamin A.
 
"Kami siap menampung pemberian makanan tambahan dari bantuan dermawan maupun perusahaan untuk perbaikan kesehatan balita Badui," katanya.
 
Sementara itu, Darwanti seorang warga Badui mengaku bahwa anaknya yang berusia dua tahun hanya satu kali dilakukan vaksin dan dibawa ke Puskesmas Cisimeut ketika sakit.
 
Sebab, dirinya tidak pulang ke Kampung Cikompeng kawasan pemukiman Badui.
 
Saat ini, kata dia, kondisi anaknya tidak begitu tumbuh baik.
 
"Kami kegiatan sehari-hari di ladang huma dan tidak pulang ke rumah di pemukiman Badui terkecuali ada acara adat," katanya.
 

Pewarta: Mansyur Suryana
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021