Hal tersebut dikemukakan pasangan berjuluk Minions itu mengingat tidak adanya kompetisi internasional sebagai ajang pemanasan sebelum Olimpiade untuk mengukur perkembangan lawan.
"Peta kekuatan sekarang kami tidak tahu, sudah lama tidak ada pertandingan, terus kami tidak tahu lawan berkembang seperti apa. Jadi sebenarnya semua 50:50, sama-sama tidak tahu kekuatan masing-masing," tutur Kevin melalui rilis resmi PBSI di Jakarta, Selasa.
Menurut mereka, prediksi yang pasti ialah kekuatan lawan akan merata dan tidak mudah dilalui. Olimpiade yang merupakan ajang paling bergengsi punya beban tersendiri bagi setiap atlet yang ikut serta di dalamnya.
Baca juga: Marcus/Kevin belum puas dengan hasil simulasi Olimpiade meski menang
Marcus menilai pandemi juga semakin menambah beban atlet. Tidak hanya mengejar target pertandingan, atlet juga dituntut selalu sehat dan terhindar dari COVID-19.
Namun meski tidak ada pertandingan pemanasan, itu tidak membuat Kevin/Marcus pesimistis. Mereka yakin dengan latihan di pelatnas sudah cukup menjadi bekal ke Olimpiade.
"Ya harus siap. Ada pertandingan sebelumnya atau tidak sama saja lah. Kami juga di sini latihan sudah seperti pertandingan. Lawannya seimbang dan bagus-bagus, kelasnya top level dunia," kata Marcus.
Kurang dari satu bulan sebelum Olimpiade Tokyo 2020, persiapan Kevin/Marcus sudah mencapai 80 persen. Sisanya akan dilakukan dengan latihan pola permainan dan peningkatan fokus.
Timnas bulu tangkis Indonesia akan bertolak lebih awal ke Jepang untuk proses aklimatisasi, yaitu pada 8-18 Juli di Prefektur Kumamoto.
Baca juga: Rionny paparkan kekurangan atlet Olimpiade saat turnamen simulasi
Baca juga: PBSI belum puas dengan hasil turnamen simulasi Olimpiade Tokyo
Baca juga: PBSI ingin evaluasi atlet dari hasil simulasi Olimpiade Tokyo
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021