• Beranda
  • Berita
  • JOC berencana patroli siber pantau ujaran kebencian saat Olimpiade

JOC berencana patroli siber pantau ujaran kebencian saat Olimpiade

30 Juni 2021 13:02 WIB
JOC berencana patroli siber pantau ujaran kebencian saat Olimpiade
Orang-orang yang memakai masker berjalan melewati spanduk yang mengiklankan Olimpiade Tokyo 2020 yang telah ditunda hingga 2021 karena pandemi COVID-19 di Tokyo, Jepang (27/6/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Fabrizio Bensch/aww.
Komite Olimpiade Jepang (JOC) berencana membentuk tim khusus yang ditugaskan untuk berpatroli di akun media sosial para atlet untuk melindungi mereka dari kemungkinan komentar ujaran kebencian selama Olimpiade Tokyo.

Jika rencana tersebut berjalan, maka hal itu akan menjadi pertama kalinya JOC membentuk divisi seperti itu untuk atlet Olimpiade dari Jepang. Dikutip dari Kyodo, Rabu, tim tersebut akan berkonsultasi dengan jika menemukan komentar online yang berbahaya.

Untuk Olimpiade, yang akan dimulai pada 23 Juli, JOC berencana mengirim 580 atlet Jepang, jumlah terbesar yang pernah ada.

Mengunggah pesan bernada kebencian dan fitnah yang menargetkan individu di media sosial telah menjadi masalah sosial utama di Jepang dan sejumlah negara lalin dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, Hana Kimura, pegulat profesional perempuan Jepang yang membintangi reality show Netflix "Terrace House," bunuh diri di apartemennya setelah menjadi sasaran cyber-bullying.

Atlet renang Jepang Rikako Ikee, yang mengamankan tempat di Olimpiade setelah berjuang melawan leukemia, Mei lalu mengungkapkan bahwa dia telah menerima pesan di akun media sosialnya yang menyuruhnya mundur dari Olimpiade.

"Sangat menyakitkan bagi seorang atlet untuk terkena ini (semacam pesan anti-Olimpiade)," katan Ikee di Twitter.

Baca juga: Atlet Jepang Rikako Ikee tanggapi pesan anti-Olimpiade

Olimpiade Tokyo belum mendapatkan banyak dukungan di Jepang karena kekhawatiran yang terus berlanjut atas pandemi virus corona. Beberapa ahli medis secara terbuka mengkritik keputusan untuk mengadakan Olimpiade dan Paralimpiade, dengan mengatakan bahwa pertandingan dapat memicu lonjakan kasus COVID-19.

Presiden JOC, Yasuhiro Yamashita, meminta warga Jepang untuk tidak mengkritik atlet karena memilih untuk bertanding di Olimpiade.

Olimpiade Musim Panas ditunda satu tahun karena pandemi. Jajak pendapat nasional yang baru-baru ini dilakukan oleh Kyodo News menemukan bahwa 86 persen warga Jepang khawatir tentang rebound dalam kasus COVID-19 jika Olimpiade digelar musim panas ini.

Baca juga: Kaisar Jepang khawatir Olimpiade bisa sebarkan COVID
Baca juga: Banyak perusahaan Jepang dukung Olimpiade dibatalkan atau ditunda
 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021