Wali Kota Batam Muhammad Rudi di Batam Rabu menyatakan pihak RSKI Pulau Galang telah menyetujui permintaan untuk menangani pasien warga Batam, setelah sebelumnya fokus pada penanganan pekerja migran Indonesia yang baru pulang dari Malaysia.
Baca juga: Dinkes Sleman sebut masih terdapat lebih dari 1.075 pasien COVID-19
"Sekarang PMI sudah mulai berkurang, kami minta difungsikan untuk warga Batam, disetujui untuk pasien COVID-19," kata Wali Kota.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi menyatakan pihak RSKI setuju untuk mengalokasikan 150 tempat tidur untuk warga Batam yang positif COVID-19.
Baca juga: Kasus Covid-19 meningkat, KAI tunda peluncuran KA Nusa Tembini
Saat ini, jumlah pasien COVID-19 di Batam meningkat drastis. Dan hingga Selasa malam tercatat 1.886 warga positif COVID-19 aktif, yang menjalani isolasi mandiri, isolasi terpusat dan dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan.
Data BOR menunjukkan tingkat kemanfaatan tempat tidur isolasi di rumah sakit mencapai 87,88 persen dan untuk ICU sebesar 73,68 persen.
Baca juga: F-PAN: Kebijakan PPKM Darurat harus efektif turunkan kasus COVID-19
Menurut Didi, apabila RSKI Pulau Galang dimaksimumkan untuk merawat warga Batam, maka Batam belum membutuhkan rumah sakit darurat untuk merawat warga positif COVID-19 bergejala.
"Kalau RSKI dimaksimalkan lagi untuk kita, mungkin belum (butuh rumah sakit darurat). Cuma kita udah menyurati provinsi untuk minta bantuan tenaga dan lain-lain, agar Gedung Bapelkes kita jadikan RS darurat," kata Didi.
Mengenai penggunaan Asrama Haji yang kini dijadikan lokasi isolasi terpusat, ia mengatakan sejatinya secara teknis gedung itu sudah menyerupai rumah sakit.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021