Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, menyebutkan awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 01.44 WIB dengan jarak luncur lebih kurang 1.000 meter ke arah tenggara.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 30 mm dan durasi maksimum 70 detik," kata dia.
Awan panas guguran kembali terpantau pada pukul 01.52 WIB dengan jarak luncur 1.100 meter ke arah tenggara, amplitudo maksimum 55 meter, serta durasi 86 detik.
Pada pukul 06.39 WIB, awan panas guguran ketiga meluncur dengan jarak kurang lebih 1.300 meter ke arah darat daya memiliki amplitudo 22 mm dan durasi 125 detik.
Awan panas guguran keempat terjadi pada pukul 07.35 WIB dengan jarak luncur 900 meter. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan durasi 73 detik.
Selama periode pengamatan pada Kamis, pukul 00.00 sampai dengan 06.00 WIB, Gunung Merapi juga terpantau mengeluarkan empat kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 500 meter ke arah tenggara.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: BPPTKG: Setelah gempa Gunung Kidul, Merapi tak alami gejolak
Baca juga: Ke arah tenggara, Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran lagi
Baca juga: Sejumlah wilayah Sleman dilanda hujan abu guguran awan panas Merapi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021