Wakil Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Dedie A Rachim menyebutkan penyebaran COVID-19 di daerah itu saat ini sudah memasuki kondisi darurat, sehingga perlu penanganan yang lebih ketat untuk menekan kasus positif virus corona.Mobilitas warga yang keluar Kota Bogor menjadi rumah sakit ini juga perlu diawasi, karena ada resiko tertular COVID-19
"Kasus positif COVID-19 di Kota Bogor meningkat tajam dalam dua pekan terakhir. Rata-rata tambah sekitar 300 kasus positif per hari," kata Dedie A Rachim di Bogor, Kamis.
Menurut Dedie, warga Kota Bogor yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan masih sakit sampai Kamis hari ini ada sebanyak 3.705 kasus, sedangkan ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 di 21 rumah sakit rujukan ada 891 tempat tidur.
Baca juga: Satpel Dishub Cilandak bantu evakuasi jenazah warga positif COVID-19
"Dari jumlah tersebut, tempat tidur yang diisi warga Kota Bogor hanya separuhnya yakni sekitar 50 persen, sedangkan separuhnya lagi diisi oleh warga dari luar Kota Bogor. Itu artinya, ada sekitar 3.000 warga Kota Bogor yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," katanya.
Menurut dia, ada juga warga Kota Bogor yang terpapar COVID-19, keluarganya mencari rumah sakit di luar Kota Bogor.
"Mobilitas warga yang keluar Kota Bogor menjadi rumah sakit ini juga perlu diawasi, karena ada resiko tertular COVID-19," katanya.
Baca juga: Kasus harian COVID-19 Sulsel melonjak drastis, tembus 212 kasus
Dedie mengingatkan, semua jajaran di wilayah Kota Bogor, mulai dari kecamatan, kelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), sampai karang taruna, agar turut membantu melakukan pendataan warga yang lebih akurat di lingkungannya masing-masing.
Pendataan itu meliputi, lokasi warga yang terpapar, berapa banyak orang yang menjadi kontak erat, serta segera melakukan konsolidasi dengan Puskesmas, lurah atau camat.
Baca juga: Polsek Cilandak genjot vaksinasi warga usia di atas 18 tahun
Dedie menegaskan, semua jajaran di wilayah Kota Bogor harus bisa memastikan bahwa warga yang terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah juga mendapat perhatian dari fasilitas kesehatan setempat, seperti dari Puskesmas.
"Paling tidak mendapat obat yang standar, itu penting. Jadi, kalaupun rumah sakit di Kota Bogor tidak mampu menampung semua kasus aktif COVID-19 yang membutuhkan perawatan, tapi agar ada visitasi ke rumah," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021