Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Komarudin mengatakan Indonesia kehilangan tokoh pendidikan nasional dengan wafatnya Prof Conny R Semiawan di Jakarta, Kamis.
“Kami keluarga besar UNJ merasa kehilangan atas kepulangan Prof Conny R Semiawan ke rahmatullah. Beliau adalah guru dan pendidik yang memiliki pemikiran besar dalam memajukan pendidikan nasional. Pemikiran dan agenda pemajuan pendidikan yang mengutamakan peserta didik dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi tonggak perubahan paradigma pendidikan modern Indonesia. Indonesia kehilangan tokoh pendidikan,” ujar Komarudin di Jakarta, Kamis.
Kurikulum terdiversifikasi juga merupakan pemikiran yang lain dan membongkar paradigma pendidikan dari yang sentralistik ke desentralistik.
“Kita patut dan wajib meneladani dan meneruskan pemikiran-pemikiran besar beliau dalam memajukan pendidikan nasional. Apalagi UNJ menjadi basis pengembangan pemikiran pendidikan mendiang termasuk Labschool di dalamnya. Semoga ilmu yang diajarkan beliau terus menjadi amal jariyah dan mengantarkan beliau ke surga Allah SWT. Terima kasih atas dedikasinya yang sangat luar biasa melalui berbagai karya-karya pemikiran untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia dan khususnya IKIP Jakarta sekarang menjadi UNJ. Selamat jalan guru bangsa. Dedikasimu dalam dunia pendidikan akan selalu kami kenang,” kata Komarudin.
Tokoh pendidikan Indonesia yang pernah menjadi Rektor UNJ, Prof Conny R Semiawan, dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (1/7).
Prof Conny R Semiawan lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada 6 November 1930. Selain pernah menjabat sebagai Rektor UNJ pada periode 1984-1992, Prof Conny pernah menjabat Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prof Conny pernah menjadi editor buku Adik Baru yang diterjemahkan oleh Swanie Gunawan dari buku Peter, Ida, und Minimum karangan Grethe Fagerstrom dan Gunilla Hansson yang menimbulkan kontroversi kemudian dilarang beredar oleh pemerintah.
Pada 2015, Prof Conny menerima penghargaan UNESCO yang diberikan kepada tokoh nasional yang berjasa di bidang pendidikan, kebudayaan, sains, dan komunikasi.
Pewarta: Indriani
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2021