"Itu karena air zamzam yang menjadi jatah penumpang ternyata hanya 250 jerigen, padahal jumlah satu kloter haji itu mencapai 455 orang," kata anggota Humas PPIH Debarkasi Surabaya H.N.Y. Shirotol Mustaqim.
Ia mengatakan jemaah haji yang tergabung dalam kloter 27 sebenarnya sudah harus datang ke Surabaya pada Jumat (11/12) pukul 16:00 WIB, namun molor hingga Sabtu (12/12) pukul 02:07 WIB.
"Saat mereka datang, ternyata jatah air zamzam untuk jemaah haji yang diturunkan dari pesawat hanya berjumlah 250 jerigen, padahal jumlah yang dibutuhkan adalah 450 orang dan lima petugas, sehingga jumlah keseluruhan 455 orang," katanya.
Untuk menyiasati kekurangan 205 jerigen itu akhirnya jemaah haji asal Ponorogo yang berjumlah 366 orang tidak diberi jatah air zamzam itu, sedangkan 250 jerigen yang ada diberikan kepada jemaah haji dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
"Ratusan jemaah haji diputuskan tidak diberi jatah air zamzam untuk keadilan, karena kalau ada sebagian dari mereka yang menerima dan sebagian tidak, maka boleh jadi yang tidak menerima akan merasa iri," katanya.
Menurut dia, manajemen Garuda sendiri berjanji akan mengantar air zamzam kepada jemaah haji ke Ponorogo secepatnya bila sisa air zamzam sudah sampai ke Surabaya.
"Alhamdulillah, keputusan itu diterima jemaah haji dari kloter 27, sehingga proses penerimaan kedatangan jemaah haji di asrama haji berlangsung lancar," katanya.
Hari Sabtu (12/12), pelayanan petugas PPIH Debarkasi Surabaya cukup melelahkan, karena ada enam kloter yang datang dalam sehari, padahal biasanya hanya 3-4 kloter yang datang.
"Akhirnya, para petugas harus rela istirahatnya cuma sebentar karena harus maraton menerima kedatangan jemaah haji yang datang mulai dari kloter 27 yang tiba pukul 02:07 WIB," katanya.
Setelag itu, jemaah haji kloter 29 yang tiba pukul 14:22 WIB, kloter 30 tiba pukul 11:45 WIB, kloter 32 tiba pukul 13:58 WIB, kloter 33 tiba pukul 16:35 WIB, dan kloter 34 tiba pukul 23:10 WIB.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009