Selasa pekan depan, mereka akan menghadapi Italia di Stadion Wembley di London dan mustahil sekali mereka bisa lolos dengan gaya bermain ceroboh dan tidak efektif yang mereka mainkan saat melawan Swiss, seandainya mereka ingin mencapai final.
Sekali lagi mereka mendominasi penguasaan bola dan melepaskan 1.008 operan, menuntaskan 902 operan - namun, masalah mereka adalah mereka jarang sekali menimbulkan ancaman kepada pertahanan Swiss.
Banyak peluang yang dibuat striker Alvaro Morata tetapi adalah bek sayap Jordi Alba yang tembakannya dibelokkan bek lawan sehingga kemudian dianggap gol bunuh diri, yang memberi mereka keunggulan.
Umpan sia-sia di sepertiga terakhir lapangan lebih mirip dengan bola tangan Olimpiade karena mereka mengolah bola dari sisi ke sisi melintasi kotak, tidak pernah benar-benar mengancam untuk memainkan operan yang membelah pertahanan yang akan membuka permainan menjadi menguntungkan mereka.
Baca juga: Spanyol ke semifinal Euro 2020 setelah menang adu penalti
Baca juga: Taklukkan Belgia 2-1, Italia ke semifinal Euro 2020 hadapi Spanyol
Mengutip Reuters, Spanyol kadang-kadang sangat ceroboh yang dengan sia-sia menyerahkan bola dalam posisi-posisi berbahaya yang dengan senang hati dimanfaatkan oleh Swiss, paling tidak ketika Sergio Busquets kehilangan bola menjelang Swiss bisa menyamakan kedudukan.
Marcos Llorente masuk sebagai pemain pengganti untuk menggantikan Koke pada perpanjangan waktu tetapi kartu merah Remo Freuler membuat Swiss makin bertahan, sehingga menghabiskan semua ruang yang mungkin bisa dia lewati di belakang lini belakang.
Satu-satunya hal yang lebih tidak efektif ketimbang umpan Spanyol adalah penyelesaian akhir mereka: dari 27 peluang yang mereka ciptakan dalam pertandingan itu, sembilan di antaranya diblok dan 10 tepat sasaran dan meskipun kiper Swiss Yann Sommer tampil luar biasa, banyak peluang-peluang itu yang sebenarnya tidak terlalu mengganggu sang kiper.
Busquets, yang merupakan bagian dari tim Spanyol yang dominan sehingga menjuarai Piala Dunia 2010 dan Euro 2012, tak lagi terlihat mampu memancing bola melewati pertahanan yang menyebabkan striker bisa merusak lini pertahanan lawan. Dia juga gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti.
Luis Enrique kini mempunyai waktu empat hari untuk mencari tahu apa yang dia inginkan untuk timnya, karena umpan "tiki-taka" yang ompong ini mungkin tak akan berati apa-apa dalam semifinal nanti.
Baca juga: Pahlawan adu penalti, Unai Simon jadi "Star of the Match"
Baca juga: Kalah adu penalti, Shaqiri tetap bangga kepada tim
Baca juga: PM Inggris tak punya rencana kurangi penonton Euro 2020
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021