Dikutip dari Reuters, Senin, Cyberspace Administration of China (CAC) mengatakan telah memberi tahu Didi untuk membuat perubahan untuk mematuhi aturan perlindungan data China, empat hari setelah Didi mulai berdagang di New York Stock Exchange, setelah mengumpulkan 4,4 miliar dolar AS dalam penawaran umum perdana.
CAC tidak merinci sifat pelanggaran Didi dalam sebuah pernyataan di umpan media sosialnya.
Didi menanggapi dengan mengatakan telah berhenti mendaftarkan pengguna baru dan akan menghapus aplikasinya dari toko aplikasi. Dikatakan pula perusahaan akan membuat perubahan untuk mematuhi aturan dan melindungi hak pengguna.
Baca juga: Apple beri akses untuk lihat data yang dikumpulkan
China telah menekan raksasa teknologi dalam negerinya atas masalah antimonopoli dan keamanan data.
Direktur Redex Research Kirk Boodry, di sisi lain, mengatakan langkah CAC tampak "agresif".
"(Ini) menunjukkan prosesnya bisa memakan waktu cukup lama, tetapi mereka memiliki basis terpasang yang besar sehingga dampak jangka pendek kemungkinan akan diredam untuk saat ini," katanya.
Penyelidikan
Didi masih berfungsi di China untuk orang-orang yang sudah mengunduhnya. Aplikasi transportasi daring itu menawarkan setidaknya lebih dari 20 juta perjalanan di China setiap hari.
CAC pada hari Jumat (2/7) mengumumkan penyelidikan terhadap Didi untuk melindungi "keamanan nasional dan kepentingan publik", mendorong penurunan 5,3 persen dalam harga sahamnya menjadi 15,53 dolar AS.
Didi, yang menawarkan layanan di China dan lebih dari 15 pasar lainnya, mengumpulkan sejumlah besar data mobilitas real-time setiap hari. Ini menggunakan beberapa data untuk teknologi mengemudi otonom dan analisis lalu lintas.
"Kami mengikuti prosedur ketat dalam mengumpulkan, mentransmisikan, menyimpan, dan menggunakan data pengguna sesuai dengan kebijakan keamanan dan privasi data kami," kata perusahaan.
Sebuah pemberitahuan pada aplikasi Didi menunjukkan telah memperbarui informasi pengguna dan kebijakan privasi data pada 29 Juni, sehari sebelum debut perdagangannya. Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Didi menggambarkan langkah itu sebagai "pembaruan reguler" setelah menambahkan dua layanan baru pada aplikasi di bawah bisnis sopirnya.
Didirikan oleh Will Cheng pada tahun 2012, perusahaan tersebut sebelumnya telah tunduk pada pemeriksaan peraturan di China atas keselamatan dan lisensi operasinya.
Baca juga: Google otomatis hapus data setelah 18 bulan
Baca juga: Pemahaman tentang privasi, tantangan perlindungan data di Indonesia
Baca juga: Zuckerberg rombak Facebook besar-besaran demi keamanan data
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021