"Saya lebih baik agak siangan belanjanya, sekalian juga beli bahan pokok lebih banyak dari hari biasanya," kata warga Setiabudi, Susanti usai berbelanja di Pasar Karbela, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin.
Ibu rumah tangga itu beralasan berbelanja lebih banyak dari biasanya agar tidak setiap hari ke pasar.
"Kalau bisa, seminggu dua kali saja biar tidak sering-sering ke pasar juga," ucapnya.
Senada dengan Susanti, Rina Junedi salah satu konsumen juga memilih belanja pada siang karena tidak banyak pengunjung dengan mengatur pilihan belanja.
Biasanya, ia berbelanja lebih pagi sebelum pukul 06.30 WIB, namun pada jam tersebut jumlah pengunjung lebih banyak.
Untuk itu, ia pun menyiasati waktu kunjungan agar tidak berkerumun ketika kasus COVID-19 di Jakarta melonjak beberapa hari terakhir.
"Saya engga terlalu khawatir kehabisan atau bagaimana, kan pasar masih tetap buka. Kalau sekarang belanja bahan yang kering lah dulu, lain hari nanti beli sayuran, di rumah juga masih ada,"ujarnya.
Sementara itu, situasi di pasar yang berada di Jalan Karet Belakang itu masih didatangi sejumlah pembeli sekitar pukul 10.00 WIB.
Meski begitu, tidak tampak adanya kepadatan pengunjung dalam satu waktu tertentu.
Sejumlah petugas parkir mengatur kendaraan yang memasuki pasar yang juga dikenal dengan sebutan Pasar Mencos itu.
Tak hanya di dalam pasar, sejumlah toko kelontong di sekitar Pasar Karbela masih beroperasi seperti biasa dan melayani konsumen.
"Masih seperti biasa tapi memang agak sepi sekarang mungkin orang pada khawatir kerumunan," ucap seorang pedagang kelontong yang tak ingin namanya disebutkan.
Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021, pasar tradisional diperbolehkan buka saat PPKM Darurat hingga pukul 20.00 WIB, namun dengan kapasitas yang dibatasi hingga 50 persen.
Baca juga: PPKM Darurat, penumpang TransJakarta-MRT landai saat jam kerja
Baca juga: Pangdam Jaya geram karena banyak perusahaan tak patuhi PPKM Darurat
Baca juga: Pangdam dan Kapolda tinjau pos penyekatan PPKM Darurat di Lampiri
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021