Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi motor penggerak ekonomi yang luar biasa, terutama pada semester I 2021.Memang APBN menjadi motor penggerak ekonomi yang luar biasa terutama pada semester I
"Memang APBN menjadi motor penggerak ekonomi yang luar biasa terutama pada semester I," ujar Menkeu dalam konferensi pers virtual seusai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna dengan Presiden melalui video conference, di Jakarta, Senin.
Menkeu mengatakan belanja pemerintah pusat adalah belanja yang mengalami kenaikan sangat besar yakni mencapai 19,1 persen dari tahun sebelumnya.
Kenaikan belanja pemerintah pusat ini terutama berasal dari belanja kementerian/lembaga.
Menkeu mengatakan dengan berbagai perubahan yang saat ini terjadi, terutama menyangkut peningkatan COVID-19 dan dilakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat maka APBN perlu meningkatkan lagi dukungannya terutama bagi program kesehatan dan perlindungan sosial.
Menurut Menkeu, pagu anggaran di bidang kesehatan akan mengalami kenaikan menjadi Rp193,93 triliun dari yang sebelumnya disampaikan yakni Rp182 triliun.
Kenaikan anggaran itu untuk membiayai diagnosa, testing, tracing, biaya perawatan pasien, insentif tenaga kesehatan, santunan kematian, pemberian obat dan penyediaan alat pelindung diri.
"Anggaran Rp193 triliun juga dipakai untuk pengadaan 53,9 juta dosis vaksin dan bantuan iuran JKN untuk 19,5 juta orang. Anggaran ini termasuk insentif perpajakan di sektor kesehatan," terangnya.
Sementara itu untuk bidang perlindungan sosial, APBN akan digunakan dalam program-program bantuan kepada masyarakat seperti bantuan sembako, bantuan tunai, BLT desa, Kartu Prakerja hingga bantuan kuota internet bagi siswa, mahasiswa, tenaga pendidik dan dosen, serta perpanjangan diskon listrik.
Baca juga: Presiden: Pemerintah perhatikan rekomendasi BPK soal pembiayaan APBN
Baca juga: Menkeu: Realisasi pembiayaan investasi pemerintah melonjak 298 persen
Baca juga: Sri Mulyani sebut defisit APBN hingga Mei capai 1,32 persen
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021