"Oleh karena itu, penekanan saya hari ini (5/7) semuanya harus sudah bekerja di lapangan," katanya kepada wartawan usai memimpin rapat koordinasi antarorganisasi perangkat daerah yang terlibat dalam penanganan COVID-19 di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Menurut dia, belum maksimalnya pelaksanaan PPKM Darurat tersebut terlihat dari masih banyaknya restoran atau rumah makan yang buka dan melayani makan di tempat meskipun telah dilakukan upaya menghentikan arus lalu lintas dengan cara memasang barikade di jalan.
Bahkan berdasarkan hasil pengecekan, kata dia, hampir 80 persen restoran tidak mematuhi peraturan termasuk tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Tetapi sebetulnya sih kalau toko-toko yang sepi, toko-toko yang enggak ramai, saya sebetulnya masih bisa toleransi, cuma kadang-kadang jadi pengiren (kecemburuan) bagi yang lain. Jadi kesimpulannya, (pelaksaaan PPKM Darurat) belum maksimal, belum berjalan sebagaimana yang diharapkan," katanya.
Terkait dengan hal itu, Bupati mengaku dalam rapat koordinasi antar-OPD tersebut, pihaknya menekankan agar sejak saat sekarang dilakukan implementasi dan maksimal dalam waktu tiga hari sudah terasa manfaat dari PPKM Darurat.
Ia mengatakan jika PPKM Darurat tersebut tidak berjalan, baik jumlah warga baik yang terkonfirmasi positif COVID-19 maupun yang meninggal akibat terpapar virus corona akan semakin banyak.
"Yang meninggal (akibat COVID-19) kemarin (4/7) 18 orang. Dari 18 orang itu, banyak yang muda-muda," katanya.
Baca juga: Banyumas tidak tutup pasar saat Gerakan Jateng di Rumah Saja
Baca juga: Bupati: Separuh pasien COVID-19 di Banyumas dari luar daerah
Disinggung mengenai tempat ibadah, dia mengakui jika tempat-tempat ibadah yang besar sudah memahami ketentuan selama PPKM Darurat.
Akan tetapi tempat-tempat ibadah di kampung-kampung, kata dia, masih banyak yang belum memahaminya.
"Mungkin mereka menganggap di kampung itu belum begitu banyak yang meninggal," katanya.
Saat ditanya mengenai adanya kabar seorang warga yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri, Bupati mengatakan kejadian sebenarnya adalah korban yang mengalami sakit parah, meninggal saat dibawa ke rumah sakit.
"Dia (korban) menganggapnya itu penyakit biasa-biasa saja. Terakhir, begitu di-swab post mortem (setelah meninggal, red.), ternyata COVID-19," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Banyumas persilakan TNI/Polri bubarkan hajatan selama PPKM
Baca juga: PPKM berbasis mikro di Banyumas akan dipermanenkan
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021