Dokter Aswati Nair, Konsultan Fertilitas, Nova IVF Fertility, New Delhi mengatakan usia mempengaruhi kesuburan wanita dibandingkan dengan pria. Kesuburan pria dan wanita memiliki efek yang berbeda pada tubuh masing-masing.
"Wanita dilahirkan dengan jumlah sel telur yang terbatas, dan ovarium mengandung semua sel telur. Oleh karena itu, ini menandakan jendela kesehatan wanita hamil lebih pendek dibandingkan dengan pria yang bahkan bisa menjadi ayah di usia lanjut," ujar dr Aswati dilansir Indian Express pada Selasa.
Dokter Aswati membagi siklus reproduksi berdasarkan usia, 20-an, 30-an dan di atas 40-an.
Baca juga: Perlunya mengetahui masa subur untuk kehamilan
Kesuburan di usia 20-an
Ini adalah kelompok usia yang sempurna bagi seorang wanita untuk memiliki kehamilan yang sehat. Pada usia ini, bisa dibilang wanita sedang dalam masa paling subur.
Perbedaan kesuburan di awal 20-an dan akhir 20-an hampir dapat diabaikan. Beberapa keuntungan besar dari kehamilan selama kelompok usia ini adalah sel telur tidak mengandung kelainan genetik apa pun, kemungkinan anak Anda menderita down syndrom atau cacat lahir lebih kecil.
Risiko keguguran juga lebih rendah dan kemungkinan Anda memiliki bayi prematur cukup kecil. Bahkan ibu memiliki risiko komplikasi kesehatan yang lebih rendah seperti diabetes gestasional atau hipertensi.
Kerugian dari fase ini adalah pada kehamilan pertama, risiko pre-eklampsia, komplikasi kehamilan, menjadi lebih tinggi. Jika Anda memiliki PCOD atau kelainan rahim maka akan sulit mengalami kehamilan.
Baca juga: Sperma pun punya masa subur
Kesuburan di usia 30-an
Selama fase ini, jika seorang wanita ingin hamil maka peluangnya untuk hamil 15 hingga 20 persen per bulan. Namun, jika wanita tersebut memiliki kondisi kesehatan tertentu, maka kemungkinannya akan semakin berkurang.
Kemampuan untuk hamil secara alami akan menurun ketika seorang wanita mencapai usia 35 tahun. Hal ini disebabkan oleh penurunan kuantitas dan kualitas sel telur di dalam tubuhnya.
Resiko yang dihadapi saat wanita hamil pada usia 30an adalah lebih banyak peluang untuk operasi sesar, risiko masalah genetik yang lebih tinggi pada bayi baru lahir, lebih rentan terhadap keguguran dan lahir mati serta peningkatan risiko kehamilan ektopik.
Kesuburan di usia 40 tahun ke atas
Dalam kelompok usia ini, para ahli kesuburan sama sekali tidak mengesampingkan kemungkinan untuk hamil. Tetapi mereka mendesak wanita untuk memperhatikan fakta bahwa selama setiap siklus ovulasi, tingkat kehamilan turun menjadi 5 persen antara 40 dan 44 tahun, sedangkan di atas 45 tahun akan berkurang menjadi 1 persen.
"Menurut CDC, setengah dari wanita di seluruh dunia mengalami masalah kesuburan di usia 40-an. Faktor risiko untuk hamil tetap sama seperti di usia 30-an. Tapi, seseorang tidak boleh putus asa," kata dr Aswati.
Baca juga: Ada cara alami agar lebih gampang hamil
Baca juga: Jaga kesehatan reproduksi dari remaja penting
Baca juga: Persalinan normal pengaruhi kepuasan seksual?
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021