Hal tersebut disampaikan Fadjroel dalam webinar bertajuk "#PPKMDarurat: Pandemi dan Daya Tahan Ekonomi", yang disaksikan melalui aplikasi Zoom di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Jazilul: Tiga kunci sukses kebijakan PPKM Darurat
"Kita saat ini berada dalam masa PPKM Darurat di Jawa-Bali. Tapi, untuk daerah Indonesia tengah dan timur tetap saja harus menjalankan protokol kesehatan sebaik-baiknya, karena kondisi sekarang kita betul-betul dalam tanda kutip 'berperang' melawan COVID-19," ujar Fadjroel.
Fadjroel mengatakan mutasi COVID-19 terbaru sudah sangat mengkhawatirkan, dimana orang-orang terdekat di lingkaran masing-masing masyarakat sudah mulai terkena virus tersebut.
Dia menyampaikan pada 5 Juli 2021, jumlah kasus positif bertambah 29.745 orang dan tampak akan terus naik hingga titik tertentu.
"Tapi pak Luhut, 'Panglima Perang' kita mengatakan di Jawa dan Bali di titik tertentu akan ada penurunan. Mudah-mudahan tidak ada lagi PPKM Darurat dua, tiga dan seterusnya," kata Fadjroel.
Ia mengatakan pemerintah selama dua tahun terakhir sudah menjalankan strategi di bidang kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi.
Baca juga: PPKM Darurat, Kapolda berencana buat jalur khusus nakes-esensial
Baca juga: Pertamina kerahkan 27 tangki oksigen untuk penanganan COVID-19
Dana yang dikeluarkan juga cukup besar, yakni mencapai Rp695,2 triliun di 2020, dan akan dilanjutkan sebesar Rp699,43 triliun dengan tambahan Rp193,93 triliun pada 2021.
"Kita juga tahu Presiden menginginkan 70 persen herd immunity bisa segera tercapai di zona merah dan pada akhir tahun diharapkan herd immunity tercipta pada 70 persen masyarakat di seluruh Indonesia, dimana 3 juta orang akan divaksinasi per hari pada Agustus 2021," ujar dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021