• Beranda
  • Berita
  • Wapres: Pendidikan di Indonesia harus jadi pusat inovasi

Wapres: Pendidikan di Indonesia harus jadi pusat inovasi

6 Juli 2021 15:17 WIB
Wapres: Pendidikan di Indonesia harus jadi pusat inovasi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan kuliah umum pada Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Tahun 2021 secara daring dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Selasa (6/7/2021). ANTARA/HO-Asdep KIP Setwapres

Satu pelajaran penting yang perlu kita petik yaitu bahwa sumber kemajuan tidak lagi bertumpu pada sumber daya alam, tapi pada sumber daya manusia dan inovasi

Wakil Presiden Ma’ruf berharap sektor pendidikan di era digital saat ini mampu menjadi katalis dan pusat inovasi, karena berdasarkan Global Innovation Index (GII) Tahun 2020 peringkat inovasi Indonesia masih berada di bawah Singapura dan Malaysia.

Hal itu disampaikan Wapres Ma’ruf saat memberikan kuliah umum pada Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Tahun 2021 secara daring dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Selasa.

"Dalam era digital yang sangat menantang dan kompetitif, pendidikan harus mampu menjadi katalis dan pusat inovasi. Di tingkat ASEAN, peringkat inovasi kita masih tertinggal oleh Singapura dan Malaysia," kata Wapres.

Berdasarkan data GII 2020 tersebut, Indonesia berada di posisi ke-85 dari 131 negara di dunia terkait tingkat inovasi yang mendorong kewiraswastaan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Laporan GII 2020 memperlihatkan negara-negara dengan skor inovasi yang tinggi memiliki produk domestik bruto (PDB) per kapita yang lebih tinggi pula," ucap-nya menambahkan.

Wapres mencontohkan perkembangan di Amerika Serikat yang didukung oleh inovasi yang berkembang di negara tersebut. Pada tahun 1850, lanjut Wapres, kondisi AS sama dengan negara terbelakang saat ini yang 70 persen masyarakat tinggal di pedesaan, 52 persen konsumsi-nya untuk membeli makanan serta tingkat elektrifikasi-nya baru 10 persen.

Baca juga: Wapres: Pemerintah ambil langkah "extraordinary" atasi COVID-19

Baca juga: Wapres: Langkah nyata bangkitkan ekonomi syariah telah terwujud


"Masyarakat yang menikmati sekolah menengah pun baru 10 persen dengan umur harapan hidup hanya 45 tahun. Namun, dalam periode waktu tersebut, lahir berbagai inovasi penting yang bisa dilihat hingga saat ini," papar-nya.

Berbagai inovasi di AS saat itu ialah Tudor Ice Company yang memproduksi dan menjual es batu alam ke seluruh negara sehingga mendorong perkembangan industri makanan dan minuman negara tersebut dengan pesat.

Selanjutnya, Wapres menyebut perusahaan McCormick Harvesting Machine yang berdiri pada 1831 dengan menemukan mesin penuai gandum dan mengawali mekanisasi pertanian di AS.

Kemudian, perusahaan Singer yang berdiri pada 1856 untuk menciptakan mesin jahit sehingga membuat usaha garmen di AS menjadi massal. Wapres juga menyinggung inovasi Kodak pada 1989 yang membuat proses memotret menjadi sangat mudah.

"Yang paling monumental adalah ketika Ford Motor Company, yang berdiri pada 1903, mengeluarkan inovasi brilian dalam memproduksi mobil secara massal. Dia dicatat sebagai perusahaan yang melahirkan kelas menengah di AS," tutur Wapres.

Terkait inovasi AS saat ini yang valuasi-nya terus meningkat, lanjut Wapres, ialah Apple yang pada Agustus 2020 mencapai 2 triliun dolar AS meskipun di tengah kondisi pandemik COVID-19.

"Satu pelajaran penting yang perlu kita petik yaitu bahwa sumber kemajuan tidak lagi bertumpu pada sumber daya alam, tapi pada sumber daya manusia dan inovasi," ujar Wapres.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021