"Rumah itu tempat belajar protokol kesehatan secara benar dan disiplin, keluarga harus mencontohkan, karena anak akan melihat apa yang orang tua lakukan, bukan yang dibicarakan," ujar Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Bambang Supriyatno dalam webinar bertajuk "Upaya Menyelamatkan Anak Indonesia dalam Pandemi" yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Ia juga meminta agar para orang tua mengawasi seluruh kegiatan anak agar tidak terpapar COVID-19.
"Anak dapat tertular dan dapat menularkan. Memang betul kasus anak lebih rendah dibandingkan dewasa, namun ini harus menjadi perhatian. Jangan bicara soal angka, bicara dengan hati," ucapnya.
Ia menyampaikan, 268.756 anak usia sekolah terpapar COVID-19 per 29 Juni 2021. "Data sangat dinamis, bisa berubah, kemungkinan meningkat," ucapnya.
Ia memaparkan, dari jumlah kasus anak itu anak usia 0 - 2 tahun (pendidikan anak usia dini) sebanyak 34.522 kasus, usia 3 hingga 6 tahun (taman kanak-kanak) sebanyak 37.880 kasus, usia 7 - 12 tahun (sekolah dasar) sebanyak 75.751 kasus.
Kemudian, usia 13 - 15 tahun (sekolah menengah pertama) sebanyak 53.204 kasus, dan usia 16 - 18 tahun (sekolah menengah atas) sebanyak 67.399 kasus.
Dalam kesempatan itu, Bambang juga menyampaikan agar pelaksanaan sekolah secara tatap muka ditunda.
"Tunda dulu PTM (pembelajaran tatap muka) karena kita sedang dalam menghadapi pandemi," katanya.
Menurut dia, PTM bisa dilaksanakan jika area, sekolah, guru, orang tua, dan murid sudah siap, selanjutnya bisa dilakukan secara bertahap untuk melaksanakan PTM.
Ia juga meminta masyarakat, termasuk keluarga, agar tetap gencar melakukan edukasi mengenai protokol kesehatan.
"Promosi kesehatan juga harus gencar, bukan hanya oleh pemerintah, peran keluarga sangat penting bagi anak," ucapnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021