• Beranda
  • Berita
  • Pogacar tunjukkan kelemahan awal saat Van Aert klaim etape 11

Pogacar tunjukkan kelemahan awal saat Van Aert klaim etape 11

8 Juli 2021 00:26 WIB
Pogacar tunjukkan kelemahan awal saat Van Aert klaim etape 11
Pebalap Belgia Wout van Aert dari tim Jumbo-Visma menjalani etape 11 Tour de France dari Sorgues ke Malaucene, Prancis. (7/7/2021). ANTARA/REUTERS/Stephane Mahe.
Pemuncak klasemen umum sementara Tadej Pogacar menunjukkan tanda-tanda kelemahan awal di tanjakan Mont Ventoux pada Rabu dan meskipun ia masih menambah keunggulan, pebalap Slovenia itu belum mampu mengunci gelar Tour de France tahun ini.

Pebalap asal Belgia Wout van Aert mengklaim kemenangan solo di etape 11 yang menempuh jarak 198,9km dari Sourges ke Malaucene.

Kendati mendapat serangan dari pebalap Denmark Jonas Vingegaard 1,2km sebelum puncak, Pogacar mempertahankan kaus kuning.

Vingegaar membuka jarak 40 detik sebelum disusul oleh Pogacar, Rigoberto Uran dari Kolombia, dan Richard Carapaz dari Ekuador di turunan panjang jelang finis.

Di klasemen umum, Uran naik ke peringkat dua, dengan jarak sangat lebar yaitu 5:18 di belakang Pogacar dengan Vingegaard di peringkat tiga, 14 detik berselang setelah pebalap Australia Ben O'Conor, yang mengawali hari ini di posisi kedua, keok di Ventoux.

"Saya kehilangan kata-kata. Bodoh mengatakan ini tapi saya baru berharap bisa memenangi etape di Tour de France kemarin ketika saya merasakan saya bisa memenangi salah satunya. Ini adalah tanjakan paling ikonik di Tour, dan mungkin kemenangan terbaik selama ini," kata Van Aert seperti dikutip Reuters.

"Ini pegunungan pertama yang saya daki, ketika saya berusia 10 tahun."

Baca juga: Tadej Pogacar pertahankan jersey kuning, Ben O'Connor juarai Etape 9
Baca juga: Roglic meninggalkan Tour de France sebelum etape sembilan


Rekan satu tim Van Aert di tim Jumbo Visma, Vingegaard, yang merupakan kapten tim sejak mundurnya runner-up tahun lalu Primoz Roglic, memiliki kaki terbaik untuk menaklukkan Ventoux dan meskipun ia belum memperpendek jarak dari Pogacar, pebalap Denmark itu bisa menjadi ancaman sang pebalap Slovenia di Pyrenees.

"Di pendakian kedua di Ventoux temponya tidak terlalu tinggi tapi itu tidak mudah dan saya meledak di akhir," kata Pogacar.

Juara dunia Julian Alaphillipe menjadi penyerang dini ketika grup pecah jelang Ventoux. Enam pebalap mundur hari itu karena panas terik dan profil medan yang berat.

Pemegang kaus polkadot Nairo Quintana dari Kolombia dan pebalap Prancis David Gaudu, peringkat 10 klasemen umum, tertinggal di tanjakan pertama di Ventoux, di sisi timur, dari kota Sault.

Carapaz dari tim Ineos Granadier memimpin peloton untuk mengejar dan membangun serangan tapi ia tetap bertahan bersama Pogacar.

Alaphilippe memimpin grup breakaway di turunan pertama menuju Malaucene, yang menyaksikan pebalap Italia Vincenzo Nibali melaju 107,8kpj, sebelum tanjakan kedua di Ventouz dari sisi paling berat di Bedoin (21,4km pada 7,6%).

Pebalap Prancis Kenny Elissonde menyerang di bagian paling terjal dari tanjakan, 15km dari puncak, di saat Alaphilippe, Van Aert, dan bauke Mollema mengejar.

Van Aert dengan cepat menyusul Elissonde dan meninggalkan sang pebalap Prancis 11km dari puncak, di mana Connor kelelahan dan posisinya melorot dari runner-up ke peringkat lima di klasemen umum di belakang Carapaz.

Baca juga: NTB siap gelar L'Etape Indonesia Tour de France 2021
Baca juga: Pebalap sepeda Riccardo Ricco dilarang seumur hidup
Baca juga: Peter Sagan cenderung pilih Tour de France ketimbang Olimpiade

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2021