Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan tengah memanfaatkan gelombang kedua ekonomi digital dengan menciptakan ekosistem digital yang memfasilitasi produksi, logistik hingga transaksi. Sektor niaga elektronik (e- commerce) didorong menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia di tengah pandemi COVID- 19.
“E-commerce dapat menjadi penopang ekonomi Indonesia, khususnya di tengah pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan gelombang kedua ekonomi digital, yaitu teknologi 5G, internet of things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan (artifical intelligence/AI). Sehingga, terbangun ekosistem digital yang bukan sekedar memfasilitasi transaksi, tetapi juga produksi, logistik, dan teknologinya,” ujar Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Hal itu disampaikan Lutfi saat menjadi pembicara kunci pada acara Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2021 secara virtual. Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: Riset: Pandemi dorong pertumbuhan minat transaksi digital
Mendag mengungkapkan, optimalisasi potensi hilirisasi ekonomi digital Indonesia juga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan “low hanging fruit” atau “early harvest”, seperti Tanihub dan eFishery.
Tanihub menghubungkan petani ke konsumen secara langsung dan membantu petani meningkatkan hasil panen dengan menggunakan teknologi digital.
Sementara, eFishery menggunakan teknologi IoT dan AI untuk mengoptimalkan pakan ikan tambak.
Menurut Mendag Lutfi, saat ini terobosan di berbagai sektor baru mulai bermunculan. Selain itu, adanya perusahaan digital berskala besar juga dapat turut serta membangun ekosistem ekonomi digital.
Baca juga: Mendag: Ekonomi digital Indonesia berpotensi terus tumbuh
Sebab, perusahaan digital dapat berinvestasi dan menjadi wadah pencetak sumber daya manusia (SDM) unggul.
Mendag menyebutkan beberapa prasyarat yang perlu dilakukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Prasyarat tersebut yaitu mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan talenta, membangun infrastruktur, serta memperbaiki iklim bisnis dan ekosistem inovasi.
“Ekonomi digital memberikan sejumlah manfaat bagi masyarakat, antara lain mempercepat dan mempermudah transaksi, serta meningkatkan akses informasi dan transparansi. Namun, masih banyak yang harus dikerjakan agar perkembangan ekonomi digital Indonesia dapat bersaing dengan negara lain,” imbuh Mendag Lutfi.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2020 tercatat sebesar Rp15.400 triliun. Sementara, ekonomi digital Indonesia (EDI) tercatat sebesar Rp632 triliun.
Meskipun kontribusi EDI masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional, tetapi tumbuh cukup pesat.
Pada 2030, e-commerce business to business (b2b) dan business to consumer (b2c) lokapasar diproyeksikan dapat menyumbang nilai tertinggi dalam ekosistem EDI, yaitu sebesar Rp1.908 triliun atau 34 persen.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021