Rupiah ditutup melemah 42 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.525 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.483 per dolar AS.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia di Jakarta, Kamis, mengatakan, pelemahan rupiah masih didorong sentimen dari domestik.
"Masih terkait PPKM dan kenaikan kasus COVID-19 yang tembus 30 ribu kasus dalam satu hari," ujar Nikolas.
Pada Rabu (7/7) kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 di Indonesia mencapai 34.379 kasus, rekor baru selama pandemi dan ketiga tertinggi di dunia, sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.379.397 kasus.
Menurut Nikolas, dengan kenaikan kasus COVID-19 yang masih terus berlanjut, diprediksi pelemahan rupiah masih cukup rentan berkembang.
"Sementara dari USD, meski rilis notulen rapat gagal menghibur pelaku pasar, nampaknya masih terserap sebagai isu positif di AS," kata Nikolas.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 92,473. Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,265 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.495 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.495 per dolar AS hingga Rp14.549 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp14.548 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.500 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021