"Tentunya melalui pertimbangan yang matang, mengingat banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar dan gugur akibat COVID-19," kata Bambang Soesatyo melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Bambang melihat meskipun tenaga kesehatan sudah mendapatkan dosis kedua vaksin COVID-19, namun tidak membuat mereka sepenuhnya aman dari bahaya virus tersebut. Oleh sebab itu diperlukan dosis ketiga.
Baca juga: Ketua MPR dorong BUMN sektor farmasi tingkatkan produksi obat
Keputusan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga bagi tenaga kesehatan saat ini masih menunggu keputusan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional ITAGI dan BPOM.
Dalam hal ini, katanya, pemerintah harus mendorong ITAGI untuk segera menyampaikan hasil uji klinis atau publikasi dosis ketiga kepada masyarakat sebagai acuan pemberian dosis vaksin tambahan bagi tenaga kesehatan.
Bambang yang juga pernah menggeluti dunia jurnalis pada 1986 tersebut meminta komitmen pemerintah untuk terus berupaya memberikan perlindungan maksimal terhadap tenaga kesehatan yang berjibaku di lapangan merawat pasien COVID-19.
Baca juga: Bambang Soesatyo imbau masyarakat patuhi PPKM Darurat
"Misalnya, pemberian insentif tepat waktu dan pembagian waktu kerja yang efisien," kata politisi Golkar tersebut.
Terpisah, Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) sedang menyusun laporan hasil penelitian terhadap pemberian dosis ketiga vaksin Sinovac kepada masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk pemerintah.
"Memang ada penelitian di Bandung. Itu sudah selesai untuk Sinovac, tetapi kita tunggu nanti biar BPOM yang memberi pengumuman karena sedang disiapkan laporannya, apakah perlu vaksinasi dosis ketiga atau tidak," kata Ketua Peralmuni, Iris Rengganis.
Baca juga: Ketua MPR cermati persoalan insentif tenaga kesehatan
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021