"MUI akan menggandeng lembaga filantropi lainnya, seperti Baznas, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, ZIS BUMN untuk membantu usaha mikro dan kecil dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19," ujar Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang ekonomi Muhammad Azrul Tanjung, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya, MUI telah berkolaborasi dengan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan sejumlah organisasi lintas agama dengan meluncurkan operasi pangan gratis.
Pada tahap awal yang dimulai pada Kamis (8/7) ini, MUI bersama ACT akan menyalurkan bantuan berupa 1.000 ton beras, 100 ribu karton air mineral, 1.000 sapi kurban, serta konsultasi medis gratis melalui program COVID-19 Medical Careline.
ACT akan menyiagakan 59 kantor cabang di Jawa dan Bali yang nantinya berfungsi sebagai sentra distribusi logistik. Sekitar 5.000 relawan dan 100 armada logistik, baik food truck maupun food bus juga siap menyalurkan bantuan tersebut.
Selain itu, kantor-kantor wilayah, baik MUI, NU, Muhammadiyah, dan sejumlah organisasi keagamaan lain, akan dijadikan tempat pendistribusian logistik. Sehingga proses penyalurannya bisa menyentuh masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Menurut Azrul, bantuan tersebut diberikan karena banyaknya masyarakat yang kesulitan ekonomi akibat diberlakukannya PPKM darurat di Jawa dan Bali. Sebagian masyarakat kesulitan untuk berdiam diri di rumah karena harus memenuhi kebutuhan pokoknya.
"Perlu kerja sama banyak pihak untuk mengatasi pandemi COVID-19 ini," kata Azrul.
Ia berharap dengan adanya program pemenuhan pangan gratis ini, memantik lembaga sosial lain untuk bergerak bersama dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19, sekaligus menegaskan Indonesia sebagai bangsa paling dermawan.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021