Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiatri) Klinik Angsamerah dr. Ratna Mardiati, SpKJ, saat dihubungi ANTARA di Jakarta melalui telepon pada Kamis (8/7) mengatakan, sabu merupakan stimulan yang bisa merangsang orang untuk aktif dan tidak mudah lelah dalam beraktivitas namun dapat menyebabkan efek yang serius bagi kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
"Awal-awal sih enak, cuma kan karena dia aktif terus, gak tidur, gak istirahat, kesehatannya terganggu. Konsentrasinya terganggu, nafsu makan juga berkurang," kata Ratna yang merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ratna lalu menjelaskan bahwa jika seseorang mengonsumsi sabu dalam jangka waktu lama, maka orang tersebut akan mengalami masalah di beberapa bagian organ dalam tubuh.
"Bayangkan dia nggak tidur dan nggak nafsu makan dalam waktu yang lama, tekanan darahnya meningkat, jantungnya juga bermasalah, kerja otot-ototnya bermasalah, bahkan otak juga."
Ratna melanjutkan tidak ada jaminan bagi orang yang sudah kecanduan mengonsumsi narkoba untuk sembuh total karena menurutnya orang yang kecanduan narkoba hanya bisa dipulihkan dari kebiasaan buruk itu.
"Kan susah biasanya dia mengonsumsi stimulan terus dibiasakan untuk tidak pakai lagi. Jadi hanya bisa dikendalikan. Kalau besok dia capek lagi tapi masih harus aktif beraktivitas lagi, bisa jadi dia tergoda untuk pakai lagi," ujar Ratna.
Selain itu waktu rehabilitasi tiap orang dikatakan Ratna akan berbeda tergantung tingkat keparahan dan niat orang tersebut untuk berubah.
Baca juga: Pakai baju tersangka, Nia-Ardi Bakrie dibawa ke sejumlah tempat
Baca juga: Kriminalitas kemarin, Nia R tersangka narkoba hingga balap liar
Baca juga: Polisi buru pemasok sabu yang dikonsumsi Nia Ramadhani
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021