"Saya mendorong keterlibatan mitra global dalam kolaborasi riset dan inovasi. Oleh karena itu, dalam waktu dekat saya dan tim akan melakukan evaluasi Foreign Research Permit (perizinan penelitian asing) menjadi lebih sederhana untuk mendapatkan ketertarikan mitra global bekerja sama dengan Indonesia," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: BRIN tambah SDM periset andal dan berstandar global
Penyederhanaan prosedur perizinan penelitian asing tersebut akan menjadi salah satu stimulus bagi terciptanya semakin banyak kolaborasi atau kerja sama internasional.
Selain itu, BRIN akan segera meluncurkan sejumlah platform global untuk kegiatan riset, seperti platform global untuk riset biodiversitas di Cibinong, platform global untuk riset kelautan menggunakan armada kapal penelitian, baik yang sudah ada maupun yang sedang dibangun, dan pengembangan "space port" untuk pengembangan program teknologi ruang angkasa di Kupang.
BRIN juga diberikan mandat untuk mengonsolidasikan atau mengintegrasikan program riset dan inovasi nasional, termasuk pengelolaan sumber daya riset yang mencakup sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan dana.
Handoko menuturkan saat ini beberapa kementerian atau lembaga sedang dikoordinasikan secara berkesinambungan. Sementara pelaksanaan riset dan teknologi pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi hanya terbatas pada program atau kegiatan di perguruan tinggi.
Baca juga: BRIN bahas kerja sama Iptek dan inovasi dengan Duta Besar Australia
Baca juga: BRIN akan buka semua platform penelitian untuk pengguna global
Dalam audiensi dengan Kepala BRIN, Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia YM Sung Y Kim juga memiliki perhatian terhadap perizinan penelitian asing.
Dubes Kim menantikan prosedur perizinan penelitian asing yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Pada kesempatan itu, sehubungan dengan upaya penanggulangan COVID-19, Dubes Kim menuturkan Amerika Serikat akan mendonasikan vaksin Moderna dan sejumlah kebutuhan obat-obatan darurat yang akan tiba di Indonesia dalam waktu dekat.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021