Terbukti, dari lima hari pelaksanaan vaksinasi di Masjid Raya Jakarta Islamic Center, Koja, Jakarta Utara, semua kalangan bisa ikut serta mulai dari anak-anak berusia 12 tahun hingga warga lanjut usia sudah dimungkinkan mengikuti vaksinasi tersebut.
"Vaksinasi ini harus kita segerakan, dan sudah seminggu kita memasuki anak-anak 12 sampai dengan 17 tahun. Dan semua elemen masyarakat sekarang, pelaksanaan vaksin tidak dibatasi lagi zonasi bahkan umurnya," kata Riza saat ditemui wartawan di Jakarta Utara, Minggu.
Menurut data yang diterima pada Minggu siang, rata-rata warga yang mengikuti vaksinasi di Masjid Raya JIC sejak pelaksanaan pertama pada Rabu hingga Sabtu kemarin, mencapai lebih kurang 350 orang per hari dengan jenis vaksin yang digunakan adalah Sinovac.
Baca juga: Serbuan vaksin DKI sasar pengemudi ojek daring hingga pedagang
Riza mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merasa terbantu oleh kegiatan kolaborasi antara Pemerintah Kota Jakarta Utara dengan sejumlah unsur masyarakat tersebut.
Demi percepatan vaksin, sebagaimana yang ditargetkan oleh pemerintah pusat, diharapkan sekitar 7,5 juta warga DKI Jakarta dapat vaksinasi hingga akhir Agustus mendatang.
Melihat dukungan dari semua komunitas dan elemen masyarakat saat ini, ia pun merasa optimistis bahwa target yang diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut bisa dipenuhi.
"Alhamdulillah, (vaksinasi) di Jakarta sudah mencapai 7.374.582 dosis ya. Data sampai dengan kemarin, dosis 1 dan dosis 2. Jadi kalau dosis 1 saja sudah 61,5 persen. Dosis 2 sudah 22,1 persen," tutur Riza.
"Karena setiap hari ditargetkan 100.000, kami bisa memenuhi bahkan 135.000 perhari. Bahkan bisa sampai 150.000 perhari," ujar dia pula.
Baca juga: Wagub DKI tinjau kegiatan vaksinasi di Masjid Raya JIC Jakarta Utara
Dengan peningkatan vaksinasi saat ini, Riza mengatakan bahwa tingkat kematian di DKI Jakarta terus menurun menjadi 1,4 persen.
Biasanya angka kematian karena COVID-19 di DKI Jakarta mencapai 1,6 persen atau 1,7 persen. Sekarang turun 0,2 persen menjadi 1,4 persen.
Tapi sekalipun angka kematiannya menurun, tingkat kesembuhan dari COVID-19 di DKI Jakarta juga turun menjadi 83,8 persen.
"Sebelumnya, DKI Jakarta bisa mencapai 96 persen bahkan lebih angka kesembuhannya. Sekarang angka kesembuhan menurun jadi 83,83 persen," ucap Riza.
Data ini, menurut dia, menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksin meningkat itu penting, tapi pelaksanaan protokol kesehatan juga tidak boleh diabaikan.
Karena itu, protokol kesehatan menjadi penting untuk ditingkatkan, didisiplinkan, dan diketatkan dengan bertanggung jawab selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali pada 3 hingga 20 Juli mendatang.
"Saya harap seluruh warga Jakarta patuh dan taat. Jangan main-main dan jangan abai. Jangan anggap enteng," tutur Riza
Baca juga: Anies sebut kesadaran warga divaksin meningkat karena tingginya kasus
Menurutnya, saat ini semua sedang berperang melawan pandemi COVID-19 dengan mencontohkan dalam peperangan hanya memiliki dua pilihan, yaitu hidup atau mati. Itu sebabnya ada ungkapan pakai masker itu harga mati, tidak pakai masker bisa mati.
"Jadi jangan dianggap enteng, sekarang itu yang kena COVID-19 bukan lagi teman yang jauh yang bisa kena, tapi teman dan sahabat kita yang kena bahkan yang meninggal. Begitu juga saudara, bukan lagi saudara jauh yang kena, tapi saudara dekat bahkan keluarga inti yang tidak hanya terpapar bahkan meninggal dunia," ungkap Riza.
Wakil Gubernur DKI Jakarta itu meminta, sekalipun pelaksanaan vaksin nanti sukses, masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin.
Ia berharap agar penggunaan masker sekarang sudah harus dobel. Selain itu, semua warga Jakarta harus disiplin menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan tetap berada di rumah.
Baca juga: Anies: 50 persen penduduk Jakarta harus divaksin COVID-19
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021