"Peluang haji dan umrah ke depan setelah pandemi ini besar. Untuk kemaslahatan umat, ekonomi dan kesejahteraan umat. Kalau bisa dimitigasi dengan baik, maka penyelenggaraannya akan lebih hebat lagi," kata Khoirizi dalam diskusi virtual, Senin.
Baca juga: Promosi wisata religi bisa dikemas dengan pendekatan "storytelling"
Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah Indonesia perlu membentuk skema penyelenggaraan ibadah haji yang aman dan sesuai dengan protokol kesehatan, sejalan dengan pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan akan menggelar Ibadah Haji 2021.
"Menghadapi era pasca-pandemi seperti ini tentu kawan-kawan penyelenggara harus bisa menanggapi dan mengambil peluang. Bagaimana ibadah umrah tidak hanya semata-mata menjadi aspek ibadah, tetapi juga menjadi aspek wisata dan aspek bisnis," kata Khoirizi.
"Ketika kita melihat aspek wisata dan aspek bisnis itu maka banyak hal yang harus kita diskusikan, jangan sampai aspek ini menghilangkan esensi daripada aspek ibadahnya," tambahnya.
Otoritas penyelenggara ibadah haji di Indonesia juga berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan ibadah haji, umrah, dan wisata islami bagi masyarakat Indonesia.
"Opportunity dari haji untuk meningkatkan pelayanan adalah dengan implementasi Rencana Strategis Peningkatan Pelayanan Ibadah Haji tahun 2020. Yang kita lihat adalah indeks kepuasan jamaah haji, sudah mencapai 85,91 persen meningkat 0,8 persen dari tahun 2018. Selain itu dana haji aman dan tumbuh dengan baik, cukup untuk memberangkatkan haji di tahun 2021," kata Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji, Dr. Beny Witjaksono.
Ada pun menurut Beny, tantangan bagi penyelenggara haji dan umrah Indonesia adalah bagaimana bersama-sama Kemenag untuk menurunkan biaya operasional haji, dengan penerbangan tentang berbagai hal lainnya yang terkait.
"Yang terpenting dalam penyelenggaraan haji ini adalah gaining trust and confidence. Kita harus memperoleh kepercayaan dari pemerintah Arab Saudi, pelayanan apapun yang sudah kita siapkan kalau Saudi tidak menerima ya kita tidak akan berangkat," kata Beny.
"Yang tidak kalah penting adalah support dari government, sering kali kami memiliki jamaah haji yang lemah dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah, banyak jamaah yang terlantar karena manajemen travel kurang maksimal," imbuhnya.
Sementara itu, MarkPlus Islamic menyelenggarakan Indonesia Islamic Marketing Festival (IIMF) 2021 secara virtual, yang berlangsung selama dua hari hingga Selasa (13/7). Episode 2 esok akan berlangsung dengan tema "Branding Produk Qurban: Meningkatkan Nilai dan Kualitas Produk Qurban Untuk Kemakmuran Ummat".
Baca juga: Mengenang Kiai Haji Zainuddin Djazuli, sang pendobrak kekolotan salaf
Baca juga: Bagaimana dampak pembatalan terhadap penyedia travel Umrah & Haji?
Baca juga: Menengok potensi bisnis travel haji & umrah pasca-vaksinasi
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021