Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa aktivitas sejumlah pelabuhan perikanan di Indonesia mulai menggeliat yang ditandai dengan meningkatnya hasil tangkapan produksi pada masa pandemi COVID-19.Aktivitas di pelabuhan perikanan tetap berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dari sektor kelautan dan perikanan
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini dalam siaran pers di Jakarta, Senin, mengemukakan produksi perikanan tangkap di pelabuhan perikanan menunjukkan tren positif di tengah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Aktivitas di pelabuhan perikanan tetap berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dari sektor kelautan dan perikanan," ucapnya.
Zaini mengingatkan bahwa pelabuhan perikanan menjadi titik penting untuk menunjang sektor pangan, karena produk perikanan menjadi salah satu bahan pangan berprotein tinggi untuk menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh masyarakat.
Meskipun PPKM Darurat dilaksanakan di Jawa-Bali, lanjutnya, seluruh pelabuhan perikanan di Indonesia diimbau agar tetap melaksanakan protokol kesehatan.
"Tidak hanya untuk para pelaku usaha dan nelayan, juga untuk menjaga higienitas produk perikanan hasil tangkapan nelayan," ujarnya.
Ia memaparkan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta yang menjadi pelabuhan perikanan di Ibu Kota menunjukkan tren peningkatan produksi perikanan tangkap. Pada Semester I Tahun 2021, total produksinya mencapai 85.943 ton atau senilai Rp1,782 triliun.
Menurut Kepala PPS Nizam Zachman Jakarta Bagus Oktori Sutrisno, kapal perikanan skala industri mendominasi dengan ikan tangkapan untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor, dengan produk unggulannya antara lain cumi-cumi, ikan tuna, ikan layang dan ikan cakalang.
Sementara itu, produksi perikanan tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Lamongan, Jawa Timur juga menunjukkan geliat perekonomian terus berjalan.
Kepala PPN Brondong Ibrahim memaparkan ikan dominan yang didaratkan adalah ikan kurisi, kuniran, kapas-kapas, kakap merah, kerapu, manyung, swanggi, dan cumi-cumi. Per hari jumlah kapal yang melakukan pembongkaran ikan sebanyak 50 unit dengan rata-rata 100-150 ton ikan didaratkan.
"Pada Semester I Tahun 2021, total produksinya mencapai 24.334 ton atau senilai Rp437,17 miliar. Kapal perikanan yang beroperasi di PPN Brondong didominasi ukuran 10-30 GT (gross tonnage), meskipun tak sedikit pula kapal nelayan berukuran kurang dari 10 GT," ungkap Kepala PPN Brondong, Ibrahim.
Sedangkan di luar pulau Jawa, hal positif dapat terlihat dari hasil produksi perikanan tangkap di PPS Bitung, Sulawesi Utara. Total produksi perikanan yang didominasi ikan tuna, cakalang, layang dan tongkol ini mencapai 23.534 ton pada Semester I.
Kepala PPS Bitung Tri Aris Wibowo mengatakan nilai produksi pada Semester I Tahun 2021 mencapai Rp559,13 miliar. "Meski di tengah pandemi, aktivitas perekonomian tidak pudar. Selain untuk mendukung sektor pangan, kita berharap juga dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.
Peningkatan produksi perikanan tangkap yang terjadi di pelabuhan perikanan ini diharapkan berimbas positif pada penambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Seperti diketahui peningkatan PNBP pada sub sektor perikanan tangkap menjadi salah satu program kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang ditargetkan menuju Rp12 triliun pada tahun 2024.
Baca juga: Menteri Kelautan minta sinergi pemda perhatikan pelabuhan perikanan
Baca juga: Menteri Trenggono ajak semua pihak geliatkan Pelabuhan Perikanan Untia
Baca juga: KKP gandeng KPK gelar pelatihan integritas petugas pelabuhan perikanan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021