• Beranda
  • Berita
  • Rashford dapat dukungan suporter setelah jadi sasaran aksi rasialisme

Rashford dapat dukungan suporter setelah jadi sasaran aksi rasialisme

13 Juli 2021 19:35 WIB
Rashford dapat dukungan suporter setelah jadi sasaran aksi rasialisme
Mural Marcus Rashford di Withington, Manchester, Inggris penuh dengan pesan dukungan dari suporter Inggris setelah sang pemain jadi target pelecehan rasial menyusul kekalahan Inggris di final Euro 2020. ANTARA/Reuters/Ed Sykes
Suporter sepak bola Inggris memberikan dukungannya kepada penyerang Marcus Rashford setelah mural sang pemain di kota kelahirannya dicoret dengan tulisan bernada rasial, demikian laporan Reuters pada Selasa.

Tiga pemain timnas Inggris yakni Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka menjadi sasaran aksi rasial setelah mereka gagal mencetak gol dalam adu penalti melawan Italia di final Euro 2020.

Sejumlah suporter menutupi coretan-coretan di mural tersebut yang terletak di daerah Withington, Manchester dengan ratusan pesan dukungan.

"Kami mencintaimu!," tulis salah satu pesan. Sebuah gambar hati merah muda kecil ditempelkan di mural dengan sebuah kata sederhana: "Pahlawan."

"Kamu telah membela kami berulang kali, sekarang saatnya bagi kami untuk membelamu!" tulis sebuah pesan lainnya.

Baca juga: FA kecam aksi rasial terhadap pemain Inggris usai kalah di final Euro
Baca juga: Facebook, Twitter bertekad perangi rasisme terhadap pemain Inggris


Rashford kemudian mengunggah foto-foto surat dari anak-anak yang mengatakan bahwa mereka bangga padanya.

Rashford lahir di kota Manchester pada 31 Oktober 1997 dan dibesarkan oleh ibu tunggal. Tahun lalu, ia memulai kampanye untuk menyediakan makanan gratis kepada anak-anak yang biasanya menerima voucer makanan gratis selama masa sekolah.

Rashford tidak bisa menerima keputusan pemerintah yang menghentikan pemberian skema makanan gratis untuk 1,3 juta anak sekolah. Menurutnya, tidak boleh ada satu anak pun di Inggris yang tidur dengan perut kosong.

Besar dari keluarga berpenghasilan pas-pasan, Rashford dan tiga saudaranya berangkat sekolah tanpa bekal dan uang jajan. Ia sepenuhnya tergantung makanan gratis dari sekolah.

Selama wabah COVID-19, Rashford mengeluarkan sebagian tabungannya untuk membantu keluarga paling butuh bantuan. Ia juga menggalang dana dan bisa mengumpulkan 20 juta poundsterling, untuk melanjutkan kegiatan itu.

"Penalti saya tidak cukup baik, seharusnya masuk tetapi saya tidak akan pernah meminta maaf atas siapa saya dan dari mana saya berasal," kata Rashford dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters pada Selasa.

"Melihat respons di Withington membuat saya hampir menangis. Komunitas yang selalu memeluk dan terus mendukung saya. Saya Marcus Rashford, 23 tahun, pria kulit hitam dari Withington dan Wythenshawe, Manchester Selatan. Bila saya tidak punya apa-apa lagi, aku punya itu."

Baca juga: Southgate jijik terhadap perilaku rasis kepada pemainnya
Baca juga: Marcus Rashford minta maaf gagal dalam adu penalti


 

Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021