Kampanye inokulasi massal Vietnam masih dalam tahap awal, dengan kurang dari 300.000 orang telah divaksin penuh sejauh ini. Negara itu telah menggunakan vaksin vektor virus AstraZeneca dan minggu lalu menerima pengiriman 97.000 dosis suntikan mRNA Pfizer-BioNTech.
"Vaksin Pfizer akan diprioritaskan untuk orang yang diberi suntikan pertama AstraZeneca 8-12 minggu sebelumnya," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Beberapa negara, termasuk Kanada, Spanyol, dan Korea Selatan, telah menyetujui pencampuran dosis tersebut terutama karena kekhawatiran tentang pembekuan darah yang jarang dan berpotensi fatal terkait dengan vaksin AstraZeneca.
Sebuah penelitian di Spanyol menemukan bahwa kombinasi Pfizer-AstraZeneca sangat aman dan efektif, menurut hasil awal.
Namun, kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk tidak mencampur dan mencocokkan vaksin COVID-19, dengan menyebutnya sebagai "tren berbahaya" karena hanya ada sedikit data yang tersedia tentang dampak kesehatan.
Vietnam telah berusaha untuk mempercepat kampanye vaksinasi ketika laju infeksi meningkat, setelah mencapai rekor harian delapan kali bulan ini. Negara itu melaporkan 2.031 infeksi baru pada Selasa, sebagian besar di Ho Chi Minh City.
Sebelum Mei 2021, tercatat kurang dari 3.000 kasus virus corona secara total. Beban kasusnya sekarang 34.500, dengan 130 kematian.
Vietnam mengatakan pada Selasa akan segera menerima 1,5 juta dosis vaksin AstraZeneca yang disumbangkan oleh Australia dan kiriman tambahan satu juta dosis vaksin dari Jepang minggu ini.
Sumber: Reuters
Baca juga: Australia akan berikan 1,5 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk Vietnam
Baca juga: Vietnam perluas pembatasan COVID-19
Baca juga: Kasus COVID-19 meningkat, Hanoi batasi pergerakan orang
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021